digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2022 TS PP WORO WEDHA 1.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Saat ini kota-kota besar dunia sedang mengalami krisis hunian terjangkau, termasuk Indonesia. Hal tersebut disebabkan oleh ketersediaan lahan yang semakin berkurang di kota besar seperti Jakarta dan Bandung. Kebutuhan yang tinggi dan ketersediaan yang rendah mengakibatkan harga tempat tinggal semakin meningkat sehingga sulit memperoleh hunian terjangkau yang layak. Salah satu golongan masyarakat terdampak permasalahan tersebut adalah keluarga muda yang saat ini didomiasi Gen Y dan Gen Z. Untuk mengatasi krisis hunian, dikembangkan beberapa jenis hunian seperti rumah sederhana dan hunian vertikal. Agar harga hunian tetap terjangkau, hunian dibuat dengan ukuran yang terbatas sehingga disebut dengan istilah micro-unit. Ukuran micro-unit yang sangat terbatas menjadi perdebatan karena penelitian-penelitian terdahulu sudah membuktikan bahwa ukuran dapat memengaruhi kualitas lingkungan interior hunian yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan mental penghuni. Oleh karena itu, kelayakhunian menjadi aspek yang penting dalam hunian terbatas. Penelitian terdahulu sudah mengidentifikasi indikator socio-physical liveability pada micro-unit. Namun, belum ditemukan penelitian yang secara spesifik mengkaji micro-unit khusus untuk keluarga muda dengan tipologi hunian terbatas yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor interior yang memengaruhi kelayakhunian micro-unit untuk keluarga muda. Selain itu, penelitian juga mengembangkan proporsi dan konfigurasi ruang yang layak huni untuk keluarga muda sehingga didapat hasil model micro-unit yang bisa menjadi referensi untuk pengembangan hunian terbatas di masa mendatang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan simulation research method dengan tujuan prediksi. Penelitian simulation research method menggunakan model simulasi yang terdefinisi dengan baik. Untuk menghasilkan model simulasi yang valid, penelitian diawali dengan survei yang terdiri dari kuesioner kepada responden keluarga muda dan studi tipologi terhadap micro-unit eksisting di Jakarta dan Bandung. Data yang diperolah pada tahap awal digunakan sebagai acuan dan referensi pada tahap pengembangan 3D modelling micro-unit. Terdapat 3 jenis model simulasi yang memiliki volume sama dan perbedaan pada tipe, layout ruang, furnitur serta nuansa warna interior. Tahap selanjutnya adalah eksperimen yang dilakukan dengan memperlihatkan gambar perspektif model simulasi kepada responden terpilih. Responden juga diberikan kuesioner yang bertujuan untuk melihat tanggapan keluarga muda dan evaluasi terhadap model simulasi yang telah dibuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa faktor proporsi dan konfigurasi ruang meliputi ukuran, bentuk, layout ruang, posisi kamar mandi, balkon, furnitur dan warna memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelayakhunian micro-unit untuk keluarga muda dengan seorang anak. Proporsi dan konfigurasi ruang di dalam micro-unit saling berhubungan untuk menciptakan kualitas ruang huni yang baik. Meski berukuran terbatas, micro-unit tetap layak huni untuk keluarga muda dengan mengoptimalkan dan memperbaiki kualitas elemen-elemen interior tersebut. Selain itu, meski warna tidak disebutkan sebagai indikator socio-physical liveability, warna merupakan elemen visual yang penting dalam menentukan kenyamanan penghuni micro-apartment. Hasil penelitian berupa rekomendasi proporsi, konfigurasi ruang dan warna micro-unit diharapkan dapat menjadi referensi untuk pengembangan hunian terbatas selanjutnya di Indonesia.