Gaya hidup individual disebabkan oleh perubahan dari segi pekerjaan, lingkungan,
dan struktur rumah tangga di masyarakat perkotaan. Salah satu gaya hidup
individual yang berkembang saat ini adalah solo diners. Solo diners adalah individu
yang melakukan kegiatan konsumsi seorang diri di tempat publik. Motivasi menjadi
solo diners untuk memiliki kebebasan dalam memilih waktu dan tempat makan,
menikmati waktu sendiri, serta kondisi tidak terhindarkan seperti traveler. Namun,
diketahui solo diners masih kesulitan untuk melakukan kegiatan konsumsi seorang
diri. Hal ini dikarenakan desain kafe yang belum sepenuhnya mengakomodir
kebutuhan solo diner, sehingga solo diners mengalami pengalaman yang kurang
menyenangkan. Aspek keterlihatan dalam ruang, menciptakan situasi solo diners
merasa diamati dan dalam pengawasaan oleh pengunjung social diners. Situasi
tersebut berkaitan dengan kecemasan sosial dari solo diners. Tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh desain partisi dan pencahayaan terhadap kondisi
kecemasan sosial dari solo diners. Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan quasi experiment yang
menampilkan sembilan kondisi stimulus menggunakan virtual reality (VR). Data
eksperimen diolah dan dianalisis menggunakan ANOVA untuk mengetahui
perbedaan antara kondisi stimulus. Hasil analisis menunjukkan desain partisi dan
pencahayaan berpengaruh pada kecemasan sosial dari solo diners. Kombinasi
desain yang paling efektif mengatasi kecemasan sosial solo diners adalah
kombinasi partisi kisi-kisi, ketinggian 162.6 cm, dan pencahayaan redup.