digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jasmita Nur Azizah
PUBLIC Irwan Sofiyan

Korosi atmosferik terjadi ketika lapisan elektrolit yang tipis terbentuk pada permukaan logam. Lapisan ini terbentuk sebagian besar dipengaruhi oleh beberapa parameter diantaranya Relative Humidity (RH), Time of Wetness (TOW), jenis lokasi, curah hujan, temperatur, dan endapan atmosfer seperti [Cl-], [SO2], dan [H+] yang berperan penting pada korosi atmosferik. Kondisi atmosfer tersebut sangat kompleks, sehingga diperlukan studi lebih lanjut terkait interaksinya pada korosi atmosferik logam. Dalam penelitian ini, pengujian korosi atmosferik dilakukan untuk mempelajari mekanisme dan karakteristik korosi yang terjadi pada paduan magnesium AZ31B di berbagai kondisi lingkungan/atmosfer yang berbeda. Kawasan Observatorium Bosscha dan Kota Bandung dipilih sebagai lokasi pengujian karena memiliki parameter lingkungan yang berbeda. Pengujian korosi atmosferik dilakukan selama 1, 2, dan 4 bulan. Hasil pengukuran mass loss menunjukkan bahwa semakin lama waktu paparan, laju korosi atmosferik pada paduan AZ31B meningkat. Selain itu, laju korosi yang terjadi pada spesimen Mg AZ31B di kota Bandung cenderung lebih tinggi jika dibandingkan laju korosi di Boscha. Selanjutnya, karakterisasi lebih lanjut dilakukan pada produk korosi yang terbentuk dipermukaan spesimen. Produk korosi pada permukaan spesimen diamati melalui pengamatan SEM, pengujian XRD dan FTIR. Selain itu, ketahanan korosinya dilarutan NaCl dan Na2SO4 dipelajari dengan metode elektrokimia seperti OCP, EIS, dan polarisasi potensiodinamik. Hasil pengamatan SEM menunjukkan bahwa produk korosi yang terbentuk dipermukaan spesimen memiliki tampilan flower-like dan terdapat banyak retakan. Hasil uji XRD dan FTIR mengidentifikasi bahwa produk korosi yang terbentuk dipermukaan spesimen adalah MgO dan Mg(OH)2. Pengujian OCP menunjukkan bahwa produk korosi di semua spesimen memiliki potensial awal OCP negatif, yang cenderung naik seiring waktu. Ini menunjukkan bahwa lapisan pasif yg terbentuk semakin protektif seiring waktu. Hasil pengujian polarisasi Tafel menunjukkan kecenderungan bahwa produk korosi yang terbentuk, mengalami peningkatan laju korosi paling besar di larutan Na2SO4 dibandingkan dilarutan NaCl dan larutan campuran. Pengujian EIS menunjukkan bahwa lapisan produk korosi yang terbentuk memiliki kurva Nyquist setengah lingkaran ganda, menunjukkan terjadinya fenomena korosi seragam dan lokal.