digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Harun Arrasyid Sitorus
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan jumlah pekerja tertinggi di Indonesia, yang mengalami peningkatan jam kerja yang tinggi sehingga menyebabkan berkurangnya waktu untuk bersama keluarga. Lebih jauh, kondisi ini juga diperparah dengan meningkatnya kultur baru dalam bekerja, yakni kultur workaholic. Kondisi ini menjadi salah satu faktor krusial yang menyebabkan berkurangnya waktu berkualitas antara pekerja dengan keluarganya dan menjadi salah satu penyebab ketidakharmonisan dalam keluarga yang dimilikinya. Ketidakharmonisan ini memunculkan habit-habit lain dalam perilaku keluarga yang menyebabkan terjadinya gap terhadap bonding pada keluarga sehingga menuntut kebutuhan escape space yang lebih jauh dari diskusi sebelumnya ; aktifitas outdoor yang memberikan pengalaman dan waktu berkualitas dengan memanfaatkan keterlibatan seluruh anggota keluarga, dalam hal ini berupa aktifitas bersenang-senang yang dilakukan dalam suasana camp namun dalam konteks yang lebih glamour yakni glamping ground. Metode ini dapat membantu mengembalikan fungsi harmonis dalam keluarga, sekaligus menjadi ruang escape bagi masyarakat prekariat dalam melakukan restrukturisasi fungsi fisiologisnya. Kondisi ini menjadi salah satu perhatian serius, mengingat dampak kesehatan masyarakat prekariat yang didominasi oleh millennials di wilayah semakin rentan. Pasalnya, budaya bekerja yang dilakukan dalam kultur ini didominasi oleh kerja mental dan bukan dengan kerja fisik. Maka, perhatian terhadap neuro architecture menjadi salah satu pendekatan baru yang solutif dalam pengaplikasian dalam praktik arsitektur sebab dapat memberikan pengaruh secara langsung melalui sentuhan-sentuhan saraf fisiologis tubuh manusia melalui konfigurasi arsitektur.