digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Kristyarin Dwi Anggritya
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Kristyarin Dwi Anggritya
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Istilah smart city kian populer di Indonesia karena diyakini dapat menyelesaikan tuntutan kompleksitas di perkotaan. Kementerian Komunikasi dan Informatika sudah mengeluarkan panduan untuk menyusun Masterplan Smart City melalui gerakan 100 Smart City di Indonesia pada tahun 2017. Gerakan pembangunan smart city di Indonesia juga semakin semarak dengan munculnya lembaga-lembaga pengukuran dan pemeringkatan kinerja smart city nasional. Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam Gerakan 100 Smart City, dimana kabupaten ini sudah menerima bimbingan teknis dari Kominfo pada tahun 2018. Sebagaimana suatu kabupaten pada umumnya, kabupaten Bandung memiliki potensi dan permasalahan di berbagai aspek yang membutuhkan pengelolaan dan penyelesaian, salah satunya dengan smart city. Program smart city sudah diterapkan di Kabupaten Bandung, bahkan menerima penghargaan smart city untuk Dimensi Smart Environment dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Selain itu, Bupati Bandung juga meraih anugerah penghargaan “Top Leader on Digital Implementation”. Walapun smart city sudah diterapkan di Kabupaten Bandung, namun publikasi penelitian dan informasi terkait smart city di Kabupaten Bandung masih terbilang sangat sedikit yang dapat diakses di internet, oleh karena itu menarik untuk dilakukan studi terkait dengan penerapan smart city di Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memahami perkembangan smart city di Kabupaten Bandung, dimana terdapat beberapa sasaran untuk menjawab tujuan penelitian tersebut yakni : (1) Mengidentifikasi penerapan kota cerdas di Kabupaten Bandung berdasarkan dimensi smart governance, smart branding, smart economy, smart living, smart society, smart environment beserta dampaknya, (2) Menganalisis persepsi smart city di kalangan perangkat daerah Kabupaten Bandung, (3) Menganalisis isu strategis penerapan smart city di Kabupaten Bandung. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan sekunder, dimana data sekunder didapatkan dari literatur, data dan dokumen dari instansi terkait, serta peraturan perundang-undangan. Sedangkan data primer didapatkan dengan melakukan wawancara kepada perangkat daerah Kabupaten Bandung sebagai pelaksana program smart city, dimana pemilihan ii responden wawancara dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana dalam mengolah datanya menggunakan analisis konten dan analisis data kualitatif dengan pengkodean induktif atau terbuka. Berdasarkan hasil analisis dan temuan yang ada, program smart city di Kabupaten Bandung sebagian besar berjalan dengan baik oleh karena berbagai faktor keberhasilan tertentu, walaupun ada beberapa program yang berhenti karena berbagai faktor penghambat tertentu. Namun keberjalanan smart city di Kabupaten Bandung dari tahun 2019-2021 secara umum dampaknya sudah dirasakan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bandung. Sebagian besar perangkat daerah memiliki persepsi yang sama mengenai smart city, yaitu mempermudah atau membantu aktivitas manusia yang ada di Kabupaten Bandung. Dalam perkembangannya, penerapan smart city di Kabupaten Bandung memiliki faktor penghambat (challenging factor) dan faktor keberhasilan (success factor). Terdapat beberapa persamaan antara faktor penghambat dan faktor keberhasilan penerapan smart city di Kabupaten Bandung dengan faktor penghambat dan faktor keberhasilan penerapan smart city di di negara-negara berkembang termasuk India, China, Ghana, Iran, dan Indonesia, serta di Kota Bekasi. Faktor penghambat dan faktor keberhasilan smart city di Kabupaten Bandung yang tidak memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya di wilayah lain menjadi faktor yang khusus/unik terjadi di Kabupaten Bandung. Isu strategis prioritas berdasarkan irisan faktor penghambat dengan faktor keberhasilan dan harapan perangkat daerah dalam penerapan smart city adalah isu terkait Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana, serta jaringan internet. Penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi pemerintah Kabupaten Bandung untuk penerapan smart city yang lebih baik lagi.