digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Arsha Riyantikha Meraldha
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Arsha Riyantikha Meraldha
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Rusunawa Pangakalarang merupakan rusunawa pertama yang dibangun di Kota Pangkalpinang untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan membantu mengatasi permukiman kumuh. Terdapat empat blok pada rusunawa tersebut dimana dua diantaranya dalam kondisi terbengkalai dan membuat blok tersebut rusak dan tidak terawat. Fisik bangunan rusunawa yang kondisinya masih banyak memerlukan perawatan gedung pada Blok A dan Blok B, tidak semua unit Blok C dan Blok D yang berpenghuni dalam kondisi siap huni, serta ketersediaan fasilitas penunjang yang terbatas menunjukkan adanya penurunan fungsi livability dari rusunawa tersebut. Kebijakan pembangunan rusunawa juga haruslah livable, yaitu nyaman, aman dan layak huni sehingga mampu menciptakan livabilitas pada ruang kota dan mengurangi kawasan permukiman kumuh. Penelitian ini dimaksudkan untuk menilai efektivitas kebijakan pembangunan Rusunawa Pangkalarang dari perspektif livability. Adapun metode pendekatan yang digunakan yaitu metode pendekatan kualitatif yang akan diaplikasikan pada variabel livability, seperti tempat tinggal fisik, keselamatan dan keamanan, keterjangkauan rusunawa terhadap fasilitas umum, kelengkapan fasilitas rusunawa, kondisi ekonomi dan sosial penghuni, serta dampak psikologis penghuni rusunawa. Data primer diperoleh dari hasil observasi, wawancara stakeholder dan penghuni rusunawa, dan data sekunder diperoleh dari beberapa instansi terkait. Dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan analisis scoring, dapat diperoleh bahwa pada sasaran pertama dapat diketahui bahwa livabilitas dari luas unit, kapasitas unit, ventilasi dan pencahayaan, ketersediaan ruang jemuran, pelayanan air bersih, listrik, telepon/ internet, dan jaringan jalan sudah terpenuhi. Namun, bangunan rusunawa memiliki daya tampung <50%, kelayakan kualitas bangunan unit hunian kurang terawat dengan baik, serta Blok A dan B dalam kondisi rusak berat, belum adanya hunian dan fasilitas penunjang khusus untuk difabel dan lanjut usia, dan kebersihan lingkungan yang belum terpenuhi. Pada sasaran kedua diperoleh bahwa livabilitas ketersediaan alat kebencanaan, kelengkapan keamanan, dan kelayakan udara sudah terpenuhi. Namun, belum adanya sosialisasi penanggulangan bencana dan pencegahan tindak kriminal, serta ketersediaan kamera pengawas atau closed circuit television masih terbatas yang belum ii terpenuhi. Kemudian pada sasaran ketiga, penghuni memiliki kemampuan untuk menjangkau fasilitas umum dan tempat bekerja dengan radius <10km. Sasaran keempat menjelaskan bahwa drainase masih bermasalah karena ada kebocoran, pengelolaan sampah dengan sistem reduce, reuse, dan recycle, fasilitas ibadah, olahraga yang belum terawat dengan baik, serta belum tersedianya ruang aula. Terkait dengan livabilitas ruang terbuka hijau, fasilitas kesehatan, dan fasilitas anak-anak sudah terpenuhi dengan baik. Sasaran kelima menjelaskan livabilitas kemampuan dan keinginan penghuni untuk menjangkau dan menggunakan transportasi publik dan aktivitas sosial penghuni, serta organisasi untuk penghuni rusunawa belum terpenuhi. Namun, penghuni mampu untuk membayar biaya sewa dan bersosialisasi dengan tetangganya. Sasaran keenam menjelaskan penghuni disana cukup merasakan dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 dengan adanya penghuni yang diberhentikan dari pekerjaannya dan berbagai sektor seperti sektor perdagangan yang menjadi lesu yang berdampak pada penghasilan penghuni. Dari penelitian ini diketahui bahwa Rusunawa Pangkalarang memiliki persentase livability sebesar 76,19%. Pada akhir studi penelitian ini diberikan rekomendasi agar livabilitas atau kelayakhunian dari Rusunawa Pangkalarang dapat lebih efektif.