ABSTRAK Rizal Guntur Dzikri Hendarmin
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER - Rizal G.D. Hendarmin.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB I - Rizal G.D. Hendarmin.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB II - Rizal G.D. Hendarmin.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB III - Rizal G.D. Hendarmin.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB IV - Rizal G.D. Hendarmin.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB V - Rizal G.D. Hendarmin.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Rizal Guntur Dzikri Hendarmin
PUBLIC Irwan Sofiyan LAMPIRAN - Rizal G.D. Hendarmin.pdf
PUBLIC Irwan Sofiyan
Penyelenggaraan Bangunan Gedung Hijau (BGH) di Kota Bandung telah diatur dalam
Peraturan Walikota Bandung No. 1023 Tahun 2016 Tentang Bangunan Gedung
Hijau. Bangunan di Kota Bandung yang masih dalam tahap perencanaan pun dipersyaratkan
dan perlu dinilai mengikuti peraturan tersebut, sehingga prediksi kinerja
bangunan melalui simulasi perlu dilakukan. Namun, kriteria energi dan pencahayaan
alami yang tercantum saat ini belum dilengkapi dengan kriteria kinerja yang
perlu dicapai sehingga dapat menimbulkan kerancuan ketika proses penilaian
bangunan. Kriteria kinerja energi dan pencahayaan alami yang diusulkan untuk peraturan
tersebut menggunakan metrik Intensitas Konsumsi Energi (IKE), sDA300/50%,
dan ASE1000,250. Metrik-metrik tersebut telah dipakai dalam standar BGH yang dijadikan
acuan dalam penelitian ini yaitu, GREENSHIP, Peraturan Gubernur DKI
Jakarta No. 38 Tahun 2012, dan LEED v4. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk menghasilkan nilai IKE, sDA300/50%, dan ASE1000,250 sebagai dasar
untuk menentukan kriteria kinerja energi dan pencahayaan alami untuk Peraturan
Walikota Bandung No. 1023 Tahun 2016.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pemodelan menggunakan perangkat lunak
Autodesk Revit dan perangkat lunak simulasi Autodesk Insight. Model
bangunan yang dibuat adalah bangunan pendidikan dan kantor dengan variasi pada
desain pasif berupa orientasi bangunan, Windows-Wall Ratio (WWR), material
kaca, dan material dinding sehingga terdapat sembilan puluh kombinasi desain untuk
masing-masing bangunan. Berdasarkan nilai interval rata-rata IKE, SDA300/50%,
dan ASE1000,250 dengan tingkat kepercayaan 95% didapatkan jika rata-rata IKE dan
sDA300/50% dapat memenuhi semua standar acuan. Hanya metrik ASE1000,250 yang
tidak memenuhi standar acuan. Analisis sensitivitas pada penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui parameter desain pasif yang berpengaruh signifikan terhadap
kinerja energi dan pencahayaan alami. WWR adalah parameter desain pasif yang
paling berpengaruh terhadap kinerja energi dan pencahayaan alami bangunan. Hasil dari analisis sensitivitas dijadikan acuan untuk penentuan kriteria desain bangunan.
Kriteria kinerja energi dan pencahayaan alami untuk Peraturan Walikota Bandung
No. 1023 Tahun 2016 ditentukan berdasarkan nilai pada kuartil 1, kuartil 2, kuartil
3 dan adopsi dari standar acuan.
Usulan kriteria kinerja energi dan pencahayaan alami untuk Peraturan Walikota
Bandung No. 1023 Tahun 2016 berdasarkan hasil penelitian ini adalah:
• Bangunan pendidikan diberikan Bintang Satu jika IKE 230-259 kWh/m2/tahun,
Bintang Dua jika IKE 209-230 kWh/m2/tahun, dan Bintang Tiga jika
IKE < 209 kWh/m2/tahun; sedangkan bangunan kantor diberikan Bintang
Satu jika IKE 169-181 kWh/m2/tahun, Bintang Dua jika IKE 163-169
kWh/m2/tahun, dan Bintang Tiga jika IKE < 163 kWh/m2/tahun.
• Bangunan diberikan Bintang Satu jika sDA300/50% > 30%, Bintang Dua jika
sDA300/50% > 49%, dan Bintang Tiga jika sDA300/50% > 75% dengan tetap menjaga
ASE1000,250 < 10 %. Selain itu, persyaratan tentang optimisasi selubung
bangunan pun ditambahkan jika sisi dinding terpanjang bangunan menghadap
arah Timur-Barat dan jika WWR > 30%.