digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kawasan Saribu Rumah Gadang merupakan aset pariwisata budaya Minangkabau, di mana pada kawasan tersebut terdapat ratusan Rumah Gadang yang berjejer rapi dan saling berdekatan. Rumah Gadang merupakan rumah tradisional yang merepresentasikan budaya Minangkabau yang sarat akan nilai simbolis dan nilai fungsi ruang yang telah disepakati bersama. Namun sebagai destinasi wisata, Rumah Gadang di kawasan ini rentan mengalami perubahan atau komodifikasi. Pemasalahan penelitian terkait fenomena komodifikasi berbasis pariwisata yang berpotensi menyebabkan perubahan nilai ruang Rumah Gadang di Kawasan Saribu Rumah Gadang. Rumah Gadang yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat kegiatan adat, sekarang difungsikan juga sebagai homestay (pondok wisata). Penelitian ini bertujuan untuk memahami perubahan nilai ruang Rumah Gadang yang difungsikan sebagai homestay (hasil komodifikasi berbasis pariwisata) di Kawasan Saribu Rumah Gadang. Terdapat 12 Rumah Gadang yang dijadikan sebagai homestay di kawasan tersebut. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 10 dari 12 Rumah Gadang dikarenakan 2 Rumah Gadang yang tidak difungsikan sebagai homestay oleh pemiliknya untuk sementara waktu. Pada 10 Rumah Gadang ini ditemukan upaya komodifikasi Rumah Gadang yang berpotensi menghasilkan perubahan nilai ruang Rumah Gadang itu sendiri. Penelitian ini menggunakan metode campuran eksploratori sekuensial. Diawali prapenelitian dengan mengumpulkan data kualitatif yang diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara untuk memahami perubahan pada ruang Rumah Gadang. Selanjutnya, data kuantitatif diperoleh melalui perhitungan Space Syntax untuk memahami perubahan komodifikasi pada setiap objek penelitian. Penelitian ini menemukan bahwa komodifikasi (perubahan gubahan) Rumah Gadang yang ditunjukkan dengan penambahan area di luar area utama Rumah Gadang menyebabkan terjadinya perubahan nilai dari Rumah Gadang itu sendiri. Selain itu, penambahan area di luar area utama Rumah Gadang berpengaruh terhadap nilai integritas ruang Rumah Gadang berdasarkan perhitungan Space Syntax, misalnya pada area lanjar (ruang tengah). Area lanjar pada beberapa objek penelitian tidak lagi menjadi ruang dengan nilai integritas tertinggi. Artinya, area lanjar tersebut sudah mengalami perubahan nilai simbolisnya dalam satu gubahan Rumah Gadang. Kemudian, hasil analisis kuantitatif diverifikasi dengan data kualitatif untuk memperjelas temuan berupa perubahan nilai ruang Rumah Gadang yang difungsikan sebagai homestay. Selain memberikan kontribusi keilmuan mengenai ruang dan budaya, luaran penelitian diharapkan bisa dijadikan bahan rujukan/evaluasi pengembangan pariwisata budaya, khususnya di Sumatera Barat