COVER Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3A Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC  BAB 3B Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC  BAB 3C Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC  BAB 4 Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Clarissa Crysta Chandra
PUBLIC Alice Diniarti
Cekungan Jawa Barat Utara merupakan salah satu cekungan penghasil hidrokarbon
terbesar di Indonesia. Semua prospek konvensional yang menargetkan Formasi
Parigi, Cibulakan, Baturaja, dan Talang Akar sudah di eksplorasi dan diproduksi.
Berdasarkan korelasi kronostratigrafi regional ditemukan suatu interval karbonat
yang berumur Eosen yang dinamakan Formasi Pre Talang Akar (Pre TAF) yang
merupakan play baru pada Cekungan Jawa Barat Utara. Interval karbonat ini telah
terbukti menjadi salah satu reservoir, dimana salah satu sumur yang telah di bor
yaitu CL-2 telah memproduksi hidrokarbon. Hal ini menandakan bahawa interval
karbonat dibawah Formasi Talang Akar ini merupakan interval target baru yang
sangat menarik untuk dikaji dan diteliti pada cekungan ini.
Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi atas beberapa tahapan
yaitu: Mengidenfikasi karakteristik karbonat Pre TAF. Menghitung properti
petrofisika untuk melihat kualitas reservoir. Memetakan distribusi karbonat Pre
TAF dengan menggunakan data seismik 3D dan lima data sumur yang tersedia.
Memetakan distribusi rekahan dan patahan dengan menggunakan data log gambar
dan atribut seismik ant track. Hasil tersebut diintegrasikan untuk mencari karbonat
Pre TAF yang berpotensi menjadi reservoir.
Berdasarkan hasil dari analisis batuan inti, terdapat perbedaan karakteristik pada
batuan karbonat Pre TAF pada dua sumur yang memiliki data batuan inti yaitu
sumur CL-1 dan sumur CL-5. Batuan karbonat pada sumur CL-1 merupakan
batugamping berwarna putih sedangkan batuan karbonat pada sumur CL-5
merupakan batugamping berwarna hitam karena kaya akan kandungan material
organik, hal ini disebabkan oleh adanya tinggian (horst) yang memisahkan kedua
sumur tersebut. Hasil perhitungan petrofisika menunjukkan porositas batuan
cenderung tidak bagus (tight). Peningkatan porositas karbonat disebabkan oleh
adanya zona breksiasi yang disebabkan oleh patahan yang divalidasi keberadaannya
oleh log gambar yaitu sebesar 1,3% - 9%. Berdasarkan hasil analisis, sebaran rekahan pada sumur searah dengan sesar utama yang berarah NNE-SSW juga
terlihat pada atribut ant track. Dari hasil pemetaan karbonat terdapat 11 build up
karbonat dimna tiga build up karbonat diantaranya sudah di bor. Hasil dari integrasi
semua data menunjukan terdapat lima prospek build up karbonat baru pada daerah
penelitian.