Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sektor industri yang
memberikan kontribusi terbesar bagi perekonomian nasional. PT X merupakan
satu-satunya perusahaan yang mengelola industri minyak dan gas bumi di
Indonesia. Salah satu wilayah operasional PT X terletak di provinsi Kalimantan
Barat yang pada tahun 2020 membutuhkan pasokan BBM sebesar 2,16% dari total
permintaan BBM di Indonesia walaupun jumlah penduduk Kalimantan Barat hanya
1,98% dari populasi Indonesia. Saat ini, pola pasokan BBM di Kalimantan Barat
sudah tidak relevan terhadap peningkatan permintaan yang terjadi. Selain itu, harus
dipertimbangkan pula kondisi geografis wilayah kajian. Maka dari itu, perlu
dilakukan optimalisasi jaringan rantai pasok BBM di Kalimantan Barat yang
mempertimbangkan kuantitas permintaan dan kondisi geografis saat ini.
Dalam penelitian ini, dibangun sebuah model optimalisasi jaringan rantai pasok
menggunakan pendekatan pemrograman linier untuk menentukan volume aliran
produk dan alokasi moda transportasi sehingga diperoleh biaya transportasi
minimum. Keputusan yang dihasilkan berada pada level taktikal untuk perencanaan
pola pasokan selama satu tahun. Nilai parameter model ditentukan berdasarkan data
pengelolaan rantai pasok di Kalimantan Barat yang diperoleh dari Direktorat
Logistik dan Infrastruktur PT X. Untuk mengakomodasi variasi kondisi perairan,
dipertimbangkan pula kesesuaian draf kapal dengan kedalaman perairan sebagai
parameter model. Model dijalankan menggunakan PuLP, sebuah package untuk
menyelesaikan model pemrograman linier berbasis bahasa pemrograman Python.
Penelitian ini menghasilkan sebuah model optimalisasi jaringan rantai pasok BBM
yang telah mengakomodasi kesesuaian draf kapal dengan draf perairan. Hasil
pemodelan memberikan solusi optimal dengan penghematan sebesar 26,96% dari
total biaya transportasi saat ini. Efisiensi tersebut dicapai dengan penurunan jumlah
titik pasokan dari 12 titik menjadi 7 titik; penurunan jumlah titik permintaan yang
dilayani oleh setiap depot; serta penurunan jumlah kendaraan yang dibutuhkan dari
43 kapal menjadi 18 kapal dan 61 truk menjadi 43 truk.