digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Bela Mustika
PUBLIC Yoninur Almira

LAMPIRAN Bela Mustika.pdf ]
PUBLIC Yoninur Almira

Provinsi Sulawesi Selatan memiliki pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata pertumbuhan nasional dan letaknya strategis karena menjadi jalur pelayaran Internasional. Mendukung hal tersebut, sejumlah infrastruktur pendorong perekonomian di Provinsi Sulawesi Selatan dibangun, salah satunya adalah Jalan Trans Sulawesi yang menjadi jalur distribusi barang dan jasa hasil bumi dari dan menuju Sulawesi Selatan. Keberadaan infrastruktur ini juga mendorong terjadinya interaksi ekonomi dan sosial antar wilayah yang saling terhubung sehingga pertumbuhan kawasan perkotaan melewati batas administrasi sehingga pengembangan kawasan perkotaan dapat terjadi terutama dengan terhubungnya kota inti dan wilayah pinggirannya akibatnya perubahan struktur ekonomi peningkatan kepadatan penduduk, dan perubahan konfigurasi spasial terjadi. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi perkembangan kawasan perkotaan yang terjadi pada Wilayah Koridor Makassar-Parepare dilihat berdasarkan Transformasi Ekonomi, Sosial Kependudukan, dan Fisik Wilayah. Dalam mencapai tujuan penelitian tersebut maka, dilakukan proses analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif melalui Analisis Transformasi Ekonomi dengan menggunakan metode Analisis Laju Pertumbuhan Ekonomi, LQ dan Shift Share PDRB Harga Konstan Tahun 2006-2020 serta Analisis Transformasi Sosial Kependudukan dengan menggunakan Analisis Laju Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk dengan data kependudukan Tahun 2006-2020 dan analisis fisik wilayah berdasarkan Analisis Sebaran Desa Urban dan Perubahan Tutupan Lahan. Adapun hasil penelitiannya adalah menunjukkan terjadi perkembangan kawasan perkotaan secara ekonomi adanya perubahan struktur ekonomi dari sektor pertanian ke sektor jasa, terjadinya peningkatan kepadatan penduduk namun tidak disertai dengan peningkatan laju pertumbuhan penduduk, dan terdapat 6 dari 10 kabupaten dan kota yang menunjukkan perkembangan kawasan perkotaan berdasarkan sebaran desa urban dan adanya peningkatan lahan terbangun.