Listrik di era dewasa ini merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
sehari-hari. Sumber energy listrik saat ini masih di dominasi oleh batubara sebesar
58,81%. Sumber energi ini memiliki potensi pencemaran lingkungan yang relatif
tinggi dan tidak bisa diperbaharui. Indonesia kaya akan energi terbarukan dengan
potensi lebih dari 400.000 Mega Watt (MW), 50% diantaranya atau sekitar 200.000
MW adalah potensi energi surya. Sementara pemanfaatan energi surya sendiri saat
ini baru sekitar 150 MW atau 0,08% dari potensinya. Tingginya biaya pembuatan
PLTS salah satunya dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku yaitu kuarsa. Kuarsa
pada sel surya berperan untuk menyerap spektrum dari sinar matahari. Untuk
mendukung industri sel surya dalam rangka mengurangi biaya pembuatan sehingga
pemanfaat sel surya akan lebih terjangkau diperlukan kajian kuarsa yang terdapat
pada urat salah satunya potensi kuarsa pada urat dan granit di kompleks granitoid,
Tanjung Kumbang, Pasaman Sumatera Barat. Karakteristik mineral kuarsa
didaerah penelitian berdasarkan data pemetaan geologi pada granit berkisar 30-
40%. Hasil analisa XRD kuarsa memiliki kadar 23,2% dan 28,4%. Berdasarkan
hasil analisa XRF kadar SiO2 berkisar 63,13-93,37%. Pada urat kuarsa memiliki
kadar berkisar 65,41-99,97%. Kuarsa pada urat memiliki rata-rata 95,323% pada
granit memiliki kadar rata-rata 77%. Kuarsa pada urat memiliki kadar 18,323%
lebih tinggi dibandingkan kuarsa pada granit. Volume kuarsa pada granit
teridentifikasi sebesar 34.129.385,98 ton dan pada urat sebesar 1.267.113,40 ton.
Berdasarkan analisa XRF kuarsa pada urat di lokasi penelitian, blok batuduang
utara dan talangkuning, memenuhi kriteria kuarsa untuk sel surya. Kadar SiO2
99,81-99,99%, Al2O3 <0,01% Fe2O3 0,03-0,01%%, TiO2 <0,03%, CaO <0,01%,
MgO <0,01%, K2O <0,01% dan Na2O <0,01%. Berdasarkan kadar unsur utama,
Kuarsa dilokasi penelitian memenuhi kriteria kuarsa untuk sel surya dan dapat
mengurangi kebutuhan impor kuarsa kualitas tinggi. Dengan adanya potensi kuarsa
kualitas tinggi di pasar domestik diharapkan dapat mengurangi besaran biaya
produksi sel surya. Implikasi dari turunnya biaya produksi kuarsa diharapkan dapat
menjangkau pasar pengguna sel surya lebih luas.