ABSTRAK Diemas Ariasena
PUBLIC Alice Diniarti
COVER Diemas Ariasena
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Diemas Ariasena
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Diemas Ariasena
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Diemas Ariasena
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Diemas Ariasena
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Diemas Ariasena
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Diemas Ariasena
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Fermentasi merupakan tahap paling penting dalam proses pascapanen kakao untuk menentukan
mutu biji kakao. Fermentasi di Indonesia umumnya dilakukan secara alami atau spontan tanpa penambahan
starter dan dapat dilakukan menggunakan media kotak kayu. Namun, fermentasi alami terkendala oleh
kondisi lingkungan yang selalu berubah-ubah sehingga mempengaruhi konsistensi mutu biji kakao hasil
fermentasi. Penggunaan fermentrol terkontrol dapat menciptakan lingkungan yang lebih konsisten sehingga
diharapkan dapat meningkatkan konsistensi mutu biji kakao. Keberhasilan fermentasi kakao ditentukan oleh
dinamika dan suksesi pertumbuhan mikroba kunci yang berperan sebagai pengarah jalannya proses
fermentasi seperti ragi, bakteri asam laktat (BAL) dan bakteri asam asetat (BAA). Dengan demikikian,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh penggunaan fermentor terkontrol terhadap
peningkatan mutu biji kakao. Terdapat 3 jenis perlakuan yang digunakan pada penelitian ini yaitu : (1)
fermentor alami (FA), fermentor terkontrol tanpa penambahan inokulum (FT), (3) fermentor terkontrol
dengan penambahan isolat bakteri asam laktat 10% (FT10). Kondisi fermentasi yang dilakukan yaitu : biji
kakao dengan berat ±20 kg, kualitas biji baik (pulp tebal, berwarna putih), pH awal ±3, suhu pada fermentor
terkontrol dijaga 36-38oC, dilakukan pegadukan tiap 2 hari sekali pada fermentor alami dan 1 hari sekali
pada fermentor terkontrol, serta semua uji dilakukan duplo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan
FT10 dapat menjaga derajat keasaman (pH) dari kakao dalam rentang 4-6 selama fermentasi, dan suhu 29-
39?C selama proses fermentasi. Dengan kandungan total fenol dan jumlah biji per 100 gram tertinggi yaitu
100,9 mg GAE dan kualitas biji adalah A (87,5 biji per 100 gram), analisis organoleptik tertinggi pada
indikator kepahitan (3,66), keasaman (3,79) dan warna (3,58). Selain itu, perlakuan FT10 dapat
mempercepat waktu fermentasi dari 5 menjadi 4 hari sehingga aplikasi fermentor terkontrol tidak hanya
dapat menjaga mutu biji kakao tetapi juga dapat meningkatkan produktivitas. Sedangkan nilai IC 50 terbaik
terdapat pada perlakuan FA dengan nilai 5,68 ppm.