digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alya Fiska Rahnia
PUBLIC yana mulyana

Kandungan etanol atau isopropanol dalam hand sanitizer dapat menyebabkan kulit kering, yaitu kondisi kurangnya air di dalam stratum korneum ditandai dengan gejala kemerahan, gatal-gatal, dan bersisik. Daun kelor (Moringa oleifera L.) mengandung karotenoid, asam askorbat, glukosinolat, dan senyawa bioaktif lainnya sebagai antioksidan, berfungsi menjaga dari kerusakan kulit, dan meremajakan kulit. Sistem kristal cair (LC) dapat meningkatkan laju difusi obat melalui transdermal dan stabilitas zat aktif dalam sediaan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh emulsi LC ekstrak daun kelor terhadap peningkatan hidrasi kulit melalui uji in vivo menggunakan alat corneometer CM 825. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi termodifikasi, ekstrak dikarakterisasi melalui penentuan bobot jenis ekstrak, pH, total fenol, dan aktivitas antioksidan. Surfaktan pada sistem LC meliputi desil glikosida (DG) dan setostearil alkohol (CA). Sediaan dievaluasi dengan mikroskop polarisasi, penentuan aktivitas antioksidan, viskositas sediaan, dan daya sebar. Dilakukan uji iritasi terhadap 3 kelinci jantan albino dewasa dan uji in vivo terhadap 10 subjek menggunakan corneometer CM 825. Diperoleh pH ekstrak 4,46 ± 0,01 dan bobot jenis 0,99 ± 0,02 gram/mL. IC50 ekstrak adalah 46,43 ± 1,01 µg/ml dan kadar fenol ekstrak adalah 92,31 ± 0,43 mg GAE/gram ekstrak. Emulsi LC ekstrak daun kelor berbentuk asimetri lamelar dengan IC50 49,35 ± 0,83 µg/ml. Viskositas emulsi LC menurun dengan meningkatnya laju geser dan diperoleh daya sebar sebesar 7,22 ± 0,63 cm. Tidak ditemukan adanya gejala iritasi. Terjadi peningkatan hidrasi secara signifikan selama waktu induksi menggunakan hand sanitizer (nilai p<0,05), namun tidak meningkat secara signifikan selama penggunaan emulsi LC ekstrak daun kelor (nilai p>0,05).