Pandemi coronavirus disease-19 (Covid-19) yang terjadi sejak Desember 2019 lalu
telah mengubah banyak aspek dalam bidang kesehatan, salah satunya adalah
pemberian persetujuan penggunaan darurat dalam pengembangan vaksin untuk
membantu mengendalikan angka kasus positif Covid-19. Percepatan pemberian
izin darurat ini menimbulkan banyak pertanyaan terkait keamanan dan efektivitas
vaksin karena durasi fase uji klinik pra pemasaran yang singkat. Dalam hal
keamanan vaksin, diperlukan studi yang lebih panjang terutama untuk melihat
adanya efek jangka panjang maupun efek yang tidak umum yang tidak terdeteksi
selama uji klinik pra pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk merangkum dan
menilai reaksi merugikan yang timbul setelah pemberian vaksin Covid-19 yang
telah memperoleh persetujuan penggunaan darurat, serta sebagai bentuk informasi
awal kepada tenaga kesehatan dan bukti awal untuk melakukan studi yang lebih
rinci. Pencarian laporan kasus dilakukan pada database PubMed dengan kata kunci
“case report on post covid-19 vaccination”. Dilakukan juga skrining terhadap
duplikasi dan penilaian masing-masing studi. Temuan kasus yang didapat
kemudian dikelompokkan berdasarkan efek yang merugikan pasca vaksinasi, jenis
vaksin, demografi pasien, intervensi medis, dan hasil akhirnya. Diperoleh 118
laporan kasus reaksi yang merugikan pasca vaksinasi Covid-19. Jenis vaksin yang
paling bayak digunakan adalah vaksin mRNA (76 kasus; 64,41%) dan yang paling
sedikit adalah vaksin inactivated virus (3 kasus; 2,54%). Laporan kasus terbanyak
adalah yang mempengaruhi sistem kardiovaskular/peredaran darah/limfatik (42
kasus; 35,59%) dan paling sedikit adalah yang mempengaruhi sistem pernapasan
(1 kasus; 0,85%). Sebanyak 89 kasus dapat diatasi/sembuh (75,42%), ditemukan 4
kasus (3,39%) disabilitas dan 2 kasus (1,69%) meninggal dunia.