digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nicholas Alfonso Romano
PUBLIC Alice Diniarti

Indonesia sebagai negara agraris seharusnya mampu mencapai kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Namun salah satu hambatan dalam mencapai hal tersebut adalah tingkat fragmentasi lahan pertanian yang tinggi sehingga mengurangi efektivitas pertanian. Fragmentasi lahan ini selain menghambat efektivitas pertanian, juga mendorong konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan besar pengaruh dari indeks fragmentasi lahan sawah terhadap produktivitasnya, serta menunjukkan tingkat fragmentasi lahan sawah per kabupaten/kota yang ada di Jawa dari tahun 1990-2018. Pengolahan indeks fragmentasi ini menggunakan formula indeks fragmentasi Simmon, Hasil indeks fragmentasi ini akan dibandingkan dengan produktivitasnya dengan cara membandingkan jumlah pasangan data yang indeks fragmentasi dan produktivitasnya berbanding lurus dengan jumlah total pasangan data. Didapatkan persentase data yang indeks fragmentasi dan produktivitas yang berbanding lurus adalah 23%, berbanding terbalik adalah 23%, dan yang indeks fragmentasinya tetap (perubahan indeks fragmentasi tidak memberikan dampak pada perubahan produktivitas) adalah 54%. Memang terdapat 23% data yang indeks fragmentasi dan produktivitasnya berbanding lurus namun, perubahan indeks fragmentasi yang minim memberikan pengaruh yang terbatas pula terhadap produktivitas. Pada skala kabupaten/kota pengaruh variabel lain (cuaca, pupuk, teknologi, dll.) lebih berpengaruh pada produktivitas dibanding fragmentasi lahan, sehingga dari hasil yang didapatkan belum bisa ditentukan besar dampak fragmentasi lahan sawah terhadap produktivitas Hal ini terjadi karena lingkup studi yang terlalu luas, untuk melihat dengan jelas pengaruh dari fragmentasi terhadap produktivitas sebaiknya ruang lingkup studi diperkecil dari lahan sawah berdasarkan kabupaten/kota menjadi lahan sawah berdasarkan kecamatan ataupun kelurahan.