Radikal bebas adalah spesi kimia reaktif yang berasal dari dalam tubuh manusia atau dari luar tubuh
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker. Antioksidan adalah senyawa yang dapat
menangkal radikal bebas. Salah satu tumbuhan yang berpotensi sebagai sumber antioksidan alami
adalah pasak bumi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan ekstrak daun,
batang, dan akar pasak bumi dengan metode DPPH dan CUPRAC, penentuan fenol total, penentuan
flavonoid total, korelasi fenol total dan flavonoid terhadap aktivitas antioksidan, korelasi aktivitas
antioksidan antara kedua metode, serta identifikasi dan penentuan kadar senyawa marker dalam
ekstrak dengan rendemen tertinggi. Ekstraksi dilakukan dengan metode refluks menggunakan nheksana, etil asetat, dan etanol. Aktivitas antioksidan DPPH, CUPRAC, fenol total, dan flavonoid total
ditetapkan dengan spektrofotometri UV-sinar tampak. Identifikasi dan penetapan kadar senyawa
marker ditetapkan dengan kromatografi cair kinerja tinggi. Aktivitas antioksidan DPPH ekstrak pasak
bumi berada pada rentang 2,03-39,08 mg AAE/g, sedangkan CUPRAC berada pada rentang 10,45-
60,12 mg AAE/g. Fenol total tertinggi diberikan oleh ekstrak etil asetat batang (6,81± 0,21 g GAE/100
g). Flavonoid total tertinggi diberikan oleh ekstrak n-heksana akar (4,70 ± 0,28 g QE/100 g). Fenol dan
flavonoid total berkorelasi positif dan bermakna terhadap nilai aktivitas antioksidan DPPH dan
CUPRAC, kecuali ekstrak etil asetat batang pasak bumi. Metode DPPH dan CUPRAC berkorelasi positif
dan bermakna. Secara umum, senyawa gologan fenol dan flavonoid berkontribusi besar terhadap
aktivitas antioksidan ekstrak pasak bumi dengan metode DPPH dan CUPRAC. Kedua metode
memberikan hasil linier pada aktivitas antioksidan ekstrak pasak bumi. Senyawa marker yang
diidentifikasi dalam ekstrak etanol daun pasak bumi adalah luteolin-7-O-glukosida dengan kadar
0,103%.