digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK: Kota Kendari merupakan salah satu daerah tingkat II dari 10 daerah tingkat II yang ada di Sulawesi Tenggara dan juga merupakan ibukota dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Kota Kendari memiliki luas wilayah 295,89 km2 dan kepadatan penduduk sebesar 764 jiwa/km2. Pada saat ini, kebutuhan air bersih penduduk Kota Kendari disuplai oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) Punggolaka yang dikelola oleh PDAM Kota Kendari. IPA Punggolaka memiliki total kapasitas pengolahan sebesar 233 liter/detik. Kebutuhan air bersih penduduk Kota Kendari yang pada tahun 2027 diperkirakan akan meningkat menjadi 530 liter/detik tentunya tidak akan mampu dipenuhi oleh IPA Punggolaka. Oleh karena itu, diperlukan pembangunan IPA yang baru. Akan tetapi sebelum membangun IPA yang baru, perlu dilakukan evaluasi terhadap IPA eksisting. Proses evaluasi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi dari unit-unit pengolahan yang terdapat di IPA eksisting dan juga untuk mengoptimalkan kapasitas pengolahan IPA eksisting. Perencanaan IPA yang baru dilakukan dengan memperhatikan hasil dari proses evaluasi. IPA yang baru direncanakan akan beroperasi untuk melayani kebutuhan air minum penduduk Kota Kendari selama 20 tahun (2007-2027) dan pembangunannya dibagi dalam dua tahap, dengan debit perencanaan sebesar 180 L/detik pada tahap I dan 180 L/detik pada tahap II. Lokasi IPA yang baru direncanakan berdekatan dengan IPA eksisting yaitu berada di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Sumber air baku bagi IPA ini adalah Sungai Pohara yang berada pada ketinggian kurang lebih 4,00 m dan memiliki beda elevasi kurang lebih 60 m dengan IPA eksisting. Berdasarkan hasil analisis laboratorium, parameter air Sungai Pohara yang melebihi baku mutu air minum yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Tahun 1990 tentang Daftar persyaratan Kualitas Air Bersih adalah warna, kekeruhan, besi, dan zat organik. Oleh karena itu, unit-unit pengolahan yang digunakan adalah intake, bak penenang, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan reservoir. Selain itu, IPA ini dilengkapi juga dengan bangunan pendukung berupa bangunan pembubuh bahan kimia, menara air, unit pengolah lumpur, dan bangunan kantor. Pembangunan IPA ini akan menelan biaya dua puluh satu milyar rupiah.