digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kita memahami bullying sebagai bentuk penganiayaan yang dilakukan oleh individu atau kelompok terhadap korban yang tidak berdaya, dan dilakukan secara berkala (Chai et al., 2020). Dampak bullying yang diberikan tidak hanya berdampak bagi korban tetapi juga dapat berdampak pada lingkungan sekitarnya. Individu yang mengalami bullying cenderung merasa lebih cemas, depresi dan kesepian (Cao et al., 2020; Pengpid & Peltzer, 2019). Bullying juga dikatakan berdampak negatif pada kesejahteraan seseorang. Ketika karyawan merasa di-bully, itu juga dapat menghambat kinerja mereka. Penelitian ini mencoba memahami pengaruh kesepian dan kesejahteraan subjektif terhadap hubungan antara bullying di tempat kerja dan performa kerja. memahami masalah bullying penting karena mengatasi masalah bullying akan membantu organisasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi karyawan mereka, dan studi ini membantu memperluas pemahaman akan masalah bullying. Pengumpulan data dilakukan secara purposive sampling dengan kriteria berupa pegawai Indonesia yang mengalami bullying, dan dilakukan melalui kuesioner online. Kuesioner terdiri dari lima bagian: bagian pertama adalah pertanyaan demografis, bagian kedua adalah bagian bullying, kami menyusun pertanyaan menggunakan item dari COPSOQ III yaitu dari domain gosip, ejekan yang tidak menyenangkan, pelecehan terkait pekerjaan, pelecehan seksual, ancaman kekerasan, kekerasan fisik, dan bullying. kami juga menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS) untuk bagian kesejahteraan subjektif, skala kesepian UCLA untuk bagian kesepian, dan penilaian kinerja individu Koopman untuk bagian Kinerja kerja. Kami mengumpulkan 126 data yang kami proses menggunakan analisis regresi berganda. Kami berasumsi bahwa kesepian dan kesejahteraan subjektif akan mempengaruhi hubungan antara bullying di tempat kerja dan kinerja kerja dan membuat hipotesis berdasarkan klaim tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh simultan dari masing-masing variabel terhadap performa kerja. kesejahteraan subjektif memiliki efek moderasi terhadap hubungan antara bullying di tempat kerja dan kinerja tetapi tidak memiliki efek mediasi. sementara Kesepian memiliki efek mediasi dan moderasi pada hubungan. Hasil ini menjelaskan bahwa bullying mungkin bukan faktor penentu utama melainkan aspek yang secara keseluruhan mempengaruhi kinerja. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas pemahaman tentang bullying dan membantu organisasi untuk membuat kebijakan berdasarkan hasil. Limitasi dari studi ini adalah jumlah data yang relatif kecil dan model survey yang cross-sectional. Penelitian lebih lanjut untuk kesepian dan kesejahteraan subjektif disarankan. Kata kunci : Perundungan di Tempat Kerja, Loneliness, Kesejahteraan Subjektif, Performa Kerja