digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan dan perkembangan perkotaan berhubungan dengan peningkatan urbanisasi yang sangat pesat. Peristiwa ini menghasilkan dampak bagi perubahan iklim, terutama iklim mikro. Iklim mikro merupakan kondisi iklim yang dapat dirasakan langsung oleh manusia serta mempengaruhi kenyamanan beraktivitas dalam sebuah kawasan. Koridor Jalan M. H. Thamrin merupakan bagian terpadat dari kawasan central business district (CBD) dengan struktur bangunan high-rise yang terkemuka di Indonesia. Berdasarkan data jumlah penumpang transjakarta tahun 2020 yang melewati koridor ini sekitar 28.166.094 orang, perencanaan intensitas dan massa bangunan pada koridor ini harus memperhatikan kualitas lingkungan termal pada ruang luar. Oleh karena itu, studi ini akan melakukan evaluasi rancangan untuk mengetahui tingkat kenyamanan termal pada koridor tersebut beserta strategi mitigasi dalam meningkatkan kualitasnya. Penelitian ini akan melakukan tinjauan desain dengan metode penelitian deduktif secara kuantitatif menggunakan alat bantu software ENVI-met dan SPSS. Metode simulasi dan regresi digunakan untuk menganalisis parameter iklim dan parameter fisik yang paling berpengaruh pada setiap tipologi bangunan beserta korelasinya. Hasil penelitian memperoleh temuan bahwa sky view factor (SVF) yang terbentuk dari rasio asymmetrical H/W, merupakan parameter fisik perkotaan yang paling berpengaruh bagi kenyamanan termal. KDB dan KDH memiliki korelasi terhadap kecepatan angin, kelembapan relatif dan temperatur udara. Sedangkan KLB hanya memiliki korelasi terhadap kecepatan angin dan kelembapan relatif. Kesimpulan penelitian ini menyatakan bahwa indeks kenyamanan termal Predict Mean Vote (PMV) pada iklim mikro akan tercapai dengan mengurangi kepadatan bangunan, menambah ketinggian bangunan, dan menambah ruangan terbuka.