digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2022 TA PP SHELVIE KANIA H.G.W.1.pdf?
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

Di Indonesia 10% - 15% anak sekolah mengidap gangguan belajar. Dengan jumlah anak sekolah di Indonesia sekitar 50 juta, diperkirakan 5 juta di antaranya mengalami gangguan belajar. Gangguan belajar yang banyak ditemukan pada anak-anak diantaranya disleksia, disgrafia, diskalkulia, dispraksia, non-verbal learning disabilities dan auditory processing disorder. Anak yang mengalami gangguan belajar biasanya akan mengalami hambatan- hambatan di dalam kegiatan belajarnya seperti pemusatan konsentrasi, gangguan daya ingat, gangguan membaca, gangguan menulis, berhitung dan lain-lain. Pendidikan formal saja tidaklah cukup bagi anak pengidap gangguan belajar, dengan tingkat pemahaman akademis yang kurang, anak pengidap gangguan belajar perlu dilatih terus-menerus untuk dapat mandiri dalam belajar sehingga bisa mengimbangi anak normal pada umumnya dengan cara terapi pembelajaran. Sayangnya, di Indonesia belum ada pusat terapi khusus anak pengidap gangguan belajar dengan fasilitas ruang yang baik, dilihat dari segi keefektifan proses terapi pembelajaran secara fisik, emosional, dan mental. Pusat Terapi Gangguan Belajar Anak merupakan perancangan fasilitas terapi yang mengakomodasi kegiatan terapi pembelajaran bagi anak pengidap gangguan belajar dengan menggunakan pendekatan biophilic design pada elemen ruang interiornya yang diyakini dapat memberikan manfaat yang baik seperti meningkatkan kenyamanan fisik, meningkatkan kemampuan kognitif, konsentrasi dan tingkat memori anak pengidap gangguan belajar. Metode perancangan dilakukan melalui pengumpulan data yang secara kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dalam bentuk studi literatur, observasi, dan wawancara. Konsep ‘Growing by Nature’ dipilih karena menggambarkan harapan bagi anak pengidap gangguan belajar agar dapat berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi dibidang akademik maupun non akademik melalui pendekatan alam. Konsep ini diturunkan menjadi tiga kata kunci yaitu Growth, Zestful, dan Dynamic yang diimplementasikan pada penggunaan bentuk, warna, material, dan furniture yang merepresentasikan dan sesuai dengan kebutuhan anak pengidap gangguan belajar.