digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK: Reformasi Rumah Sakit menjadi Badan Layanan Umum dilakukan untuk mengikuti langkah langkah atau aktivitas yang dilakukan oleh sektor swasta, dalam hal efisiensi, keefektifan, serta produktivitas, untuk meningkatkan daya saing instansi. Instansi harus dikelola secara mandiri dan terus melakukan inovasi, seperti layaknya institusi bisnis, dalam rangka menunjang proses penciptaan value added. Oleh karena itu Rumah Sakit Mata Cicendo dituntut untuk dapat berperilaku secara entrepreneurial guna menjawab tantangan tantangan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana budaya dari instansi saat ini jika dibandingkan dengan budaya instansi/organisasi yang entrepreneurial. Hasil penilaian tersebut dapat menjadi masukan untuk pihak manajemen dalam melakukan perbaikan terhadap budaya yang ada saat ini dan dalam mendukung penciptaan lingkungan yang entrepreneurial. Untuk mendapatkan data mengenai budaya yang ada, penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner Entrepreneurial Orientation Survey (EOS) dan Entrepreneurial Leadership Questionnaire (ELQ), yang dikembangkan oleh Thornberry (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pegawai Rumah Sakit Mata Cicendo memiliki orientasi individu yang lemah terhadap budaya entrepreneurship, sedangkan dukungan dari manajemen terhadap ide baru, merupakan dimensi yang memiki nilai yang cukup baik dan diperlukan untuk memacu proses inovasi di instansi. Hasil penelitian terhadap para pemimpin yang ada di Rumah Sakit Mata ini menunjukkan perbedaan yang cukup jauh dalam hal melaksanakan perilaku kepemimpinan seperti layaknya seorang entrepreneur.