digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Dalam menjalankan usahanya, Koperasi XYZ mempunyai visi dan misi tertentu. Salah satu misinya yaitu memberikan manfaat yang optimal bagi anggotanya. Misi ini diwujudkan dengan melakukan beberapa usaha berkembang yang salah satunya berupa usaha persewaan kendaraan yang ditangani oleh Unit Jasa. Usaha ini ditujukan untuk customer korporat dengan jangka waktu sewa tahunan. Saat ini persewaan kendaraan yang dilakukan terbagi atas 2 jenis usaha yaitu ada yang dilakukan dengan menggunakan perusahaan perantara dan ada pula yang dilakukan sendiri dengan langsung berhubungan dengan customer. Akan tetapi, customer pada usaha persewaan kendaraan tanpa perantara hanya berjumlah 1 perusahaan. Permasalahan mulai timbul ketika Koperasi XYZ mengalami kerugian pada usaha persewaan kendaraan dengan perantara. Selain itu, customer pada usaha persewaan tanpa perantara juga mulai beralih pada rental kendaraan lain yang dapat memberikan harga sewa lebih rendah. Dengan adanya permasalahan ini, Koperasi XYZ harus membuat keputusan mengenai kelanjutan usaha persewaan kendaraannya, apakah koperasi tetap meneruskan usaha persewaan kendaraan atau justru menutup usaha tersebut. Untuk mengidentifikasi penyebab dari permasalahan yang ada, maka dilakukan eksplorasi terhadap isu bisnis yang terjadi. Dari hasil eksplorasi isu bisnis tersebut, diketahui beberapa hal yang mungkin menjadi akar permasalahan, seperti persaingan yang ketat, biaya yang terlalu besar, turunnya harga kendaraan, serta kurangnya diversifikasi jenis usaha. Sebelum memutuskan untuk menutup unit usaha persewaan kendaraan, Koperasi XYZ sebaiknya terlebih dahulu menganalisis beberapa alternatif solusi yang mungkin dilakukan yaitu tetap menjalankan usaha persewaan kendaraan dengan perantara (alternatif 1), tetap menjalankan usaha persewaan kendaraan tanpa perantara (alternatif 2), menjalankan usaha persewaan kendaraan harian (alternatif 3) yang dapat dilakukan di Jakarta atau di Bandung, dan melakukan investasi uang pada perusahaan persewaan kendaraan lain (alternatif 4). Untuk memilih alternatif yang terbaik, maka dilakukan perhitungan analisis kelayakan proyek. Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa semua alternatif layak untuk dilakukan. Akan tetapi, untuk memperkecil resiko maka alternatif 1 dan 3 Kota Jakarta dieliminasi. Selanjutnya, dilakukan pembobotan untuk setiap alternatif yang akan dilakukan. Dari hasil pembobotan, disimpulkan bahwa alternatif 4 mendapatkan alokasi dana sebesar 50% dari total dana, alternatif 2 mendapatkan 30% dari total dana, dan alternatif 3 Kota Bandung mendapatkan 20% dari total dana. Implementasi solusi ketiga alternatif ini dapat dilakukan secara bersamaan. Tahap ini diawali dengan adanya perekrutan karyawan yang bertugas untuk menangani persewaan kendaraan tanpa perantara dan persewaan kendaraan harian di Bandung. Selanjutnya, kedua usaha ini akan dilakukan oleh karyawan tersebut sehingga tidak akan membebankan karyawan Unit Jasa Koperasi XYZ. Selama menjalankan ketiga alternatif tersebut, Koperasi XYZ melakukan evaluasi setiap 6 bulan sekali mengenai kesesuaian pengalokasian dana untuk setiap alternatif.