digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angga Putra
PUBLIC yana mulyana

Kulit berkerut merupakan salah satu tanda penuaan yang menjadi masalah tersendiri bagi kaum wanita, sehingga sediaan antiaging di pasaran berupa kosmetik anti kerut menjadi salah satu solusi masalah mini. Di zaman teknologi yang lebih maju seperti sekarang, mulailah dikembangkan kosmetik dengan sistem penghantaran barn yang menjanjikan basil yang lebih baik dan lebih cepat. Salah satunya adalah kosmetik topikal dalam bentuk mikroemulsi. Natrium Askorbil Fosfat (NAP) merupakan anti kerut yang dibuat dalam bentuk sediaan mikroemulsi, karena sediaan mikroemulsi dapat meningkatkan penetrasi NAP ke dalam kulit lebih baik dibandingkan krim atau gel. Salah satu faktor yang patting dalam kualitas kosmetik adalah cara evaluasi yang objektif, akurat, dan cepat. Pada penelitian ini dievaluasi dengan menggunakan metode perekaman citra secara langsung (in-situ) dengan menggunakan instrumen video-derrnatoscopy (VD), yang diharapkan lebih efisien dibandingkan menggunakan replika silikon (evaluasi tak langsung topografi kulit) seperti yang dilakukan oleh perusahaan kosmetik di Indonesia sekarang ini. Metode ini akan mencitrakan lapisan terluar kulit. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan mikroemulsi A/M (air dalam minyak) NAP serta menguji aktivitas anti kerutnya secara in- situ dengan VD. Sediaan dibuat dengan mencampurkan fasa minyak berisi VCO dan croduret 50 SS atau Tween 80 sebagai surfaktan dan dengan fasa air yang terdiri dari aquades, gliserin serta NAP pada suhu 40 °C. Optimasi basis dilakukan dengan membandingkan konsentrasi surfaktan (croduret 50 SS dan Tween 80) dan kosurfaktan (gliserin). Evaluasi mikroemulsi yang dibuat meliputi pemeriksaan organoleptik, penentuan tipe mikroemulsi, pH, viskositas, uji kestabilan fisik dengan sentrifugasi dan freeze-thaw, uji difusi, uji stabilitas dipercepat, dan uji iritasi pada kulit dan mata kelinci. Secara khasiat mikroemulsi yang dibuat diuji pada enam naracoba dengan pemberian setiap hari selama tiga minggu yang diukur dengan VD tiap minggunya. Dari berbagai perbandingan croduret 50 SS dan gliserin rasio 1:1 (b/b) memberikan mikroemulsi yang jernih dan sedikit berbau kelapa, dengan pH rata- rata sediaan pada suhu ruang adalah 6,44, dan pada suhu 40 E 2 °C, RH 75 ± 5% adalah 6,47; viskositas rata- rata sediaan pada suhu ruang adalah 13.913 cps dan pada suhu 40 ± 2 °C, RH 75 ± 5% adalah 13.470 cps. Kadar rata-rata sediaan pada suhu ruang adalah 93,47%, sedangkan pada suhu 40 'C adalah 94,81%. Hasil uji freeze-thaw dan sentrifugasi menunjukkan sediaan stabil dengan basil uji difusi 104,24% setelah 5 jam. Sediaan sedikit mengiritasi kulit kelinci dan tidak mengiritasi mata kelinci serta hasil uji VD menunjukkan bahwa sediaan efektif digunakan sebagai kosmetik anti kerut. Berdasarkan hasil-hasil penelitian ini, formula mikroemulsi yang terdiri dari croduret 50 ss 30%, gliserin 30%, aquades 5%, dapar fosfat pH 6,4 5%, VCO ad 100% memberikan pH yang cocok untuk kulit, stabil, hampir tidak mengiritasi kulit, terdifusi dengan baik, dan efektif mengurangi kerutan pada kulit berdasarkan evaluasi menggunakan VD.