Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan pemberian tip kepada
pengemudi oleh pelanggan pada masa pandemi COVID–19 dibandingkan sebelum pandemi,
serta untuk mengetahui motif pelanggan dalam pemberian tip kepada driver selama masa
COVID–19 pandemi. Sebagai bagian dari penelitian ini, penulis menggunakan metode
kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah angket dan jenis datanya adalah data primer.
Teknik pengukuran skala menggunakan skala Likert dan skala Interval. Pengumpulan data
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online melalui Google Forms. Respondennya
adalah seluruh masyarakat Indonesia tanpa batasan latar belakang. Teknik analisis data
menggunakan uji compare means dan analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tip lebih
banyak/lebih besar selama masa pandemi COVID–19 dibandingkan dengan jumlah tip yang
mereka berikan sebelum pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa tip pelanggan terhadap
pengemudi ojek online telah berubah karena pandemi COVID–19. Berdasarkan persamaan
regresi, variabel bebas yang terdiri dari penghargaan positif (X1), altruisme (X2), norma sosial
(X3), dan penghargaan sosial (X4) adalah signifikan dan memiliki nilai positif. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh secara parsial dan simultan
dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap perubahan tip pelanggan (Y) sebesar 91,7%,
sedangkan 8,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.
Dapat juga disimpulkan variabel independen mana yang paling berpengaruh terhadap
perubahan tip pelanggan. Yaitu altruisme (X2), norma sosial (X3), penghargaan positif (X1),
dan penghargaan sosial (X4). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sesuai dengan
hubungan antara teori altruisme dan pandemi. Salah satu bukti teori tersebut adalah pengguna
aplikasi ojek online lebih banyak memberikan tip kepada pengemudi di masa pandemi
COVID–19 dibandingkan pada masa prapandemi. Meski di saat yang sama semua orang
berjuang bersama–sama melawan dampak pandemi COVID–19, namun masih ada rasa empati
terhadap manusia lain yang dirasa berada pada posisi yang lebih sulit. Bahkan jika dilihat dari
segi ekonomi, memberikan tip kepada pengemudi, terutama di masa pandemi COVID–19,
tidak memberikan timbal balik ekonomi.