digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Ilya Arina Rusyda
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB 1 Ilya Arina Rusyda
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB 2 Ilya Arina Rusyda
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB 3 Ilya Arina Rusyda
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB 4 Ilya Arina Rusyda
PUBLIC Budi Cahyadi

BAB 5 Ilya Arina Rusyda
PUBLIC Budi Cahyadi

Glycerine pitch adalah hasil samping (limbah) dari proses pemurnian crude glycerol. Limbah ini tergolong sebagai bahan beracun dan berbahaya (B3) sehingga harus dikelola secara khusus agar tidak mencemari dan membahayakan lingkungan. Hingga saat ini aspek keekonomian limbah tersebut belum dipertimbangkan secara baik. Glycerine pitch memiliki PH <10 (basa kuat), memiliki wujud fisik yang berbeda-beda tergantung pada proses darimana zat itu dihasilkan. Pada proses hidrolisis, glycerine pitch memiliki wujud yang padat, sedangkan pada proses transesterifikasi bentuknya cair dan berwarna coklat kehitaman, dengan kandungan abu yang cukup banyak di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran potensi glycerine pitch untuk dapat dimanfaatkan pada campuran beraspal. Untuk mencapai tujuan tersebut fokus penelitian diarahkan untuk menjawab 3 (tiga) permasalahan pokok sekaligus yang berkenaan dengan: (i) senyawa yang terkandung dalam glycerine pitch dan karakteristik kimia dan fisiknya, (ii) pengaruh glycerine pitch terhadap reologi aspal berdasarkan nilai penetrasi, softening point, dan viskositas, (iii) potensi yang dimiliki glycerine pitch untuk campuran beraspal, serta kadar campuran yang tepat guna memenuhi standar binder aspal di Indonesia. Penelitian ini menempuh dua tahapan yaitu: tahapan pertama, secara kimiawi, meliputi uji angka penyabunan, uji kandungan organik maupun anorganik yang dimiliki glycerine pitch melalui analisa X-Ray Diffraction (XRD) , uji kandungan senyawa kimia yang terkandung di dalam glycerine pitch dengan menggunakan Gas Chromatograph-Mass Spectroscopy (GC-MS) sekaligus melihat gugus penyusun glycerine pitch menggunakan Fourier-Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Tahapan kedua meliputi proses pencampuran, uji sifat perekat aspal (nilai penetrasi, softening point, viskositas,dan berat jenis), analisa gugus yang terbentuk ketika dilakukan penambahan glycerine pith didalam aspal pen 60/70 dan terakhir uji Marshall. Penelitian ini dilakukan dengan cara mencampurkan glycerine pitch dari beberapa industri oleokimia diantaranya PT. Wilmar rute hidrolisis (WLH) dan rute transesterifikasi (WLF), serta PT. Domas (DMS) dengan aspal minyak pada rasio campuran 5%, 10%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa glycerine pitch memiliki potensi sebagai zat aditif pada aspal dengan kadar 20% pada WLF dan WLH, serta 5% pada DMS. Hal ini didukung oleh beberapa parameter antara lain: (i) hasil uji kimia GC-MS pada ii seluruh sampel glycerine pitch tidak menunjukkan adanya senyawa berbahaya yang mudah menguap pada proses pencampuran dan pemadatan aspal (160o C) sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan; (ii) hasil uji FTIR pada seluruh sampel glycerine pitch menunjukkan bahwa senyawa ini memiliki gugus yang dipersyaratkan untuk dijadikan bioaspal yakni: gugus aromatik, karbonil, gugus - CH3, gugus O-H, gugus C-C streching dan C-C bending. Parameter lainnya glycerine pitch mampu menurunkan suhu temperatur pencampuran dan pemadatannya hingga 6o C pada WLH dan WLF, serta 7o C pada DMS hingga berada pada zona pencampuran hangat dengan rentang temperatur 100o C-145o C. Selain dari itu, kadar aspal optimum) (KAO) pada campuran beraspal dengan menggunakan glycerine pitch pada P-1 adalah sebesar 5,35%, pada W-1 6,1%, W2 5,85% dan pada D-4 5,6%. Pada campuran beraspal Pen 60/70 didapatkan kadar aspal yang lebih sedikit karena aspal yang terserap oleh agregat tidak mudah keluar dari rongga agregat. Ini berarti bahwa aspal yang dibutuhkan untuk menghasilkan campuran dengan kekuatan yang optimum akan lebih sedikit.