digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nurul Yulanda Septianty
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pengembangan sumur minyak merupakan metode yang efektif dan ekonomis untuk memenuhi kebutuhan energi migas di Indonesia. Lapangan Nara merupakan bagian dari Cekungan Jawa Barat Utara yang berada dalam tahap pengembangan. Reservoir di lapangan ini adalah Formasi Baturaja yang tersusun atas batuan karbonat dengan porositas dan permeabilitas yang tidak memiliki hubungan linear seperti batuan siliklastik. Oleh sebab itu, analisis fasies, asosiasi fasies, dan rock type sangat penting dilakukan untuk menentukan hubungan kedua properti dan menemukan reservoir berkualitas baik yang prospektif secara ekonomi. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan analisis fasies, asosiasi fasies, dan rock type pada Formasi Baturaja di Lapangan Nara, Cekungan Jawa Barat Utara. Penelitian berfokus pada batuan karbonat Formasi Baturaja dan bertujuan untuk menentukan fasies, asosiasi fasies, rock type, dan prediksi rock type yang kemudian digunakan untuk menentukan kualitas reservoir. Penelitian dilakukan dengan menganalisis data batuan inti berupa core plug dari tiga sumur, petrografi dari dua sumur, log tali kawat dari 19 sumur, dan didukung oleh data Routine Core Analysis (RCAL) dari empat sumur. Adapun tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis fasies, asosiasi fasies, rock type, prediksi rock type, dan penentuan kualitas reservoir. Hasil analisis fasies menunjukkan bahwa terdapat 10 fasies, yaitu Skeletal Grainstone, Skeletal Packstone, Miliolid Packstone, Large Benthic Foraminiferal Packstone, Large Benthic Foraminiferal Grainstone, Coral Boundstone, Coral Floatstone, Coral Grainstone, Foraminiferal Packstone, dan Foraminiferal Wackestone yang menyusun asosiasi fasies Platform Interior dan Platform Margin Reef. Kemudian hasil analisis rock type dengan metode Flow Zone Index (FZI) menunjukkan bahwa terdapat 10 rock type yang dikontrol oleh tipe porositas yang berbeda. Rock type DRT=6 merupakan reservoir berkualitas terburuk dengan nilai FZI terendah sebesar 0,12 – 0,11 mikron, serta memiliki tipe porositas vuggy, intraparticle, dan intercrystalline. Rock type DRT=7 dengan nilai FZI 0,20 – 0,16 mikron dan memiliki tipe porositas vuggy, fracture, serta intraparticle. Rock type DRT=8 dengan nilai FZI 0,34 – 0,22 mikron dan memiliki tipe porositas vuggy, intercrystalline, serta fracture. Rock type DRT=9 memiliki nilai FZI 0,57 – 0,36 mikron dengan tipe porositas vuggy, intercrystalline, dan intraparticle. Rock type DRT=10 dengan nilai FZI 0,94 – 0,59 mikron dan memiliki tipe porositas vuggy, intercrystalline, serta intraparticle. Rock type DRT=11 dengan nilai FZI 1,55 – 0,96 mikron dan memiliki tipe porositas vuggy, intercrystalline, serta micropore. Rock type DRT=12 dengan nilai FZI 2,34 – 1,66 mikron dan memiliki tipe porositas vuggy, intercrystalline, serta micropore. Rock type DRT=13 dengan nilai FZI 3,09 – 2,67 mikron dan memiliki tipe porositas vuggy, intraparticle, serta interparticle. Rock type DRT=14 dengan nilai FZI 6,95 – 4,43 mikron dan memiliki tipe porositas vuggy, intraparticle, serta interparticle. Rock type DRT=15 adalah rock type dengan kualitas reservoir terbaik karena memiliki nilai FZI tertinggi yaitu 8,25 – 7,09 mikron dengan tipe porositas vuggy, fracture, dan micropore. Perbedaan persentase tipe porositas dalam rock type disebabkan oleh proses – proses diagenesis yang terjadi di daerah penelitian, yaitu mikritisasi, pelarutan, sementasi, neomorfisme, dan kompaksi. Proses – proses ini terjadi di lingkungan diagenesis meteoric vadose, meteoric phreatic, marine phreatic, dan burial. Selanjutnya, hasil prediksi rock type dilakukan dengan menggunakan metode Multi–Resolution Graph-Based Clustering (MRGC) mengindikasikan bahwa melalui perbandingan tiga parameter, yaitu log sinar gamma, densitas, dan neutron, terdapat 22 elektrofasies yang dapat mewakili semua rock type yang berasal dari data RCAL. Kemudian, kesepadanan antara fasies, asosiasi fasies, dan rock type menjadi acuan dalam menentukan kualitas reservoir. Kualitas reservoir asosiasi fasies Platform Interior lebih baik daripada kualitas reservoir asosiasi fasies Platform Margin Reef. Hal ini dikarenakan asosiasi fasies Platform Interior sebanyak 31% tersusun atas rock type DRT=14, sedangkan asosiasi fasies Platform Margin Reef sebanyak 42% terdiri dari rock type DRT=10. Selain itu, asosiasi fasies Platform Interior memiliki komposisi tipe porositas fracture dalam jumlah yang cukup signifikan, yaitu 13%, yang mengindikasikan karakter aliran fluida yang lebih baik. Tipe porositas fracture dapat diamati dengan jelas pada fasies Large Benthic Foraminiferal Packstone, Miliolid Packstone, dan Skeletal Packstone. Hasil penelitian diharapkan selanjutnya dapat dipertimbangkan dalam mencari zona prospektif yang selanjutnya akan dikembangkan.