Motivasi dari guru penting untuk mendorong kinerja kerja guru dan meningkatkan
pencapaian siswa. buruk. Dari studi pendahuluan, diketahui terdapat masalah pada
motivasi guru di SMA Negeri 1 Purwokerto yang dilihat dari kurangnya komitmen
dan keterlibatan di tempat kerja. Motivasi guru dapat dibedakan menjadi dua bentuk
yaitu motivasi otonom dan motivasi terkontrol. Motivasi otonom adalah motivasi
yang dikontrol diri sendiri yang meningkatkan efektivitas kinerja, komitmen,
kesejahteraan, dan usaha. Sebaliknya, motivasi terkontrol adalah motivasi yang
dikontrol dari luar diri sendiri sehingga menghasilkan kesejahteraan dan kinerja
yang relatif lebih buruk. Faktor psikososial di lingkungan kerja dapat
mempengaruhi kedua bentuk motivasi ini.
Penelitian ini mengidentifikasi faktor psikososial dari 42 dimensi Copenhagen
Psychosocial Questionnaire III yang dapat mempengaruhi secara signifikan
motivasi otonom dan terkontrol guru. Motivasi otonom dan motivasi terkontrol
diperoleh dari 5 dimensi Multidimensional Work Motivation Scale. Skala yang
digunakan pada kedua kuesioner ini adalah skala likert. Pengolahan data akan
dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh signifikan kepada motivasi
otonom adalah prediktabilitas, tugas non formal, dukungan sosial supervisor,
dukungan sosial rekan kerja, kekhawatiran terhadap kondisi kerja, kepercayaan
terhadap atasan dan keyakinan terhadap diri sendiri. Sedangkan faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap motivasi terkontrol adalah kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan, kontrol atas waktu kerja, konflik peran, serta
kepercayaan antar karyawan dan atasan. Manajemen sekolah perlu melakukan
pemberian dukungan terhadap guru, membuat lingkungan kerja yang partisipatif,
serta meningkatkan kolaborasi dan kolegialitas antar guru.