digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Josephine Elvina
PUBLIC Dewi Supryati

Motivasi dari guru penting untuk mendorong kinerja kerja guru dan meningkatkan pencapaian siswa. buruk. Dari studi pendahuluan, diketahui terdapat masalah pada motivasi guru di SMA Negeri 1 Purwokerto yang dilihat dari kurangnya komitmen dan keterlibatan di tempat kerja. Motivasi guru dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu motivasi otonom dan motivasi terkontrol. Motivasi otonom adalah motivasi yang dikontrol diri sendiri yang meningkatkan efektivitas kinerja, komitmen, kesejahteraan, dan usaha. Sebaliknya, motivasi terkontrol adalah motivasi yang dikontrol dari luar diri sendiri sehingga menghasilkan kesejahteraan dan kinerja yang relatif lebih buruk. Faktor psikososial di lingkungan kerja dapat mempengaruhi kedua bentuk motivasi ini. Penelitian ini mengidentifikasi faktor psikososial dari 42 dimensi Copenhagen Psychosocial Questionnaire III yang dapat mempengaruhi secara signifikan motivasi otonom dan terkontrol guru. Motivasi otonom dan motivasi terkontrol diperoleh dari 5 dimensi Multidimensional Work Motivation Scale. Skala yang digunakan pada kedua kuesioner ini adalah skala likert. Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berpengaruh signifikan kepada motivasi otonom adalah prediktabilitas, tugas non formal, dukungan sosial supervisor, dukungan sosial rekan kerja, kekhawatiran terhadap kondisi kerja, kepercayaan terhadap atasan dan keyakinan terhadap diri sendiri. Sedangkan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap motivasi terkontrol adalah kesempatan untuk mengembangkan keterampilan, kontrol atas waktu kerja, konflik peran, serta kepercayaan antar karyawan dan atasan. Manajemen sekolah perlu melakukan pemberian dukungan terhadap guru, membuat lingkungan kerja yang partisipatif, serta meningkatkan kolaborasi dan kolegialitas antar guru.