Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah Regional (TPPAS Regional)
merupakan salah satu upaya pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengatasi
permasalahan pengelolaan sampah. Proyek TPPAS Cirebon Raya adalah salah satu
TPPAS regional yang akan mengolah sampah yang menjadi refused-derived fuel
(RDF) dengan teknologi mechanical biological treatment (MBT). Pembangunan
infrastruktur TPPAS Regional ini membutuhkan biaya yang besar, sehingga
diperlukan analisis kelayakan finansial dan ekonomi sebagai pertimbangan bagi
badan usaha dan pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam pengambilan keputusan.
Analisis kelayakan finansial dilakukan melalui tahap penentuan cost of capital,
penyusunan cash flow, dan penilaian kelayakan finansial proyek dengan indikator
internal rate of return (IRR), net present value (NPV), dan payback period.
Kemudian, analisis kelayakan ekonomi dilakukan dengan metode cost-benefit
analysis melalui tahap penentuan dampak proyek, valuasi dampak proyek, serta
penilaian kelayakan ekonomi proyek dengan indikator economic internal rate of
return (EIRR), economic net present value (ENPV), dan economic benefit cost ratio
(EBCR). Setelah itu, dilakukan pula analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi
variabel yang paling sensitif dan memengaruhi kelayakan proyek.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa proyek TPPAS Cirebon Raya layak
secara finansial dan ekonomi. Proyek layak secara finansial ditunjukkan dengan
NPV sebesar Rp58.200.516.108, IRR sebesar 10,54%, dan payback period sebesar
7,42 tahun. Proyek layak secara ekonomi ditunjukkan dengan ENPV sebesar
Rp152.423.305.117, EIRR sebesar 16,91%, dan EBCR sebesar 1,25. Hasil dari
analisis sensitivitas menunjukkan perubahan variabel yang paling sensitif terhadap
indikator kelayakan finansial adalah belanja modal, sedangkan perubahan variabel
yang paling sensitif terhadap indikator kelayakan ekonomi adalah harga batu bara.