digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK: Permasalahan mengenai kehilangan air pada sistem penyediaan air bersih di Indonesia masih kurang mendapat perhatian dari pihak yang berwenang. Kehilangan air dapat terjadi dalam sistem transmisi dan distribusi. Tetapi, yang paling mempengaruhi tingkat kehilangan air di Kota Bandung adalah yang terjadi pada sistem distribusi. Kehilangan air sendiri dapat menimbulkan kerugian yang besar baik bagi perusahaan (PDAM) sebagai pihak pengelola maupun bagi konsumen dan kepentingan umum. Kerugiaan yang dialami pihak PDAM berupa kerugian ekonomi, turunnya kepercayaan masyarakat terhadap PDAM dan menurunnya kinerja perusahaan. Sedangkan kerugian yang dialami oleh konsumen adalah turunnya tingkat pelayanan baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan meningkatnya harga air. Kehilangan air dapat disebabkan oleh faktor fisik dan non fisik. Kehilangan air secara fisik diakibatkan oleh faktor-faktor teknis pada sistem perpipaan. Sedangkan kehilangan air non fisik disebabkan oleh faktor-faktor non teknis seperti kesalahan administrasi dan kesalahan pembacaan meteran. Untuk meningkatkan kapasitas pelayanan, dibutuhkan penanggulangan kehilangan air dimana kapasitas pelayanan akan ditingkatkan tanpa adanya peningkatan kapasitas sumber, mengingat sumber air baku yang makin lama semakin berkurang. Tingkat kehilangan air yang mencapai 47persen pada PDAM Kota Bandung tahun 2005 sudah melebihi batas yang dianggap wajar, yaitu kurang lebih 18 sampai 20persen. Untuk itu, diperlukan suatu pengendalian kehilangan air pada wilayah pelayanan PDAM Kota Bandung.