digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Perdhana Ari Sudewo
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Perdhana Ari Sudewo
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Perdhana Ari Sudewo
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Perdhana Ari Sudewo
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Perdhana Ari Sudewo
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Perdhana Ari Sudewo
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Kualitas makanan dan obat merupakan bagian yang menentukan kualitas kesehatan masyarakat di Indonesia. Namun demikian, beberapa permasalahan harus dihadapi yang menyebabkan pelaksanaan pengawasan obat dan makanan dinilai belum efektif. Permasalahan tersebut diantaranya adalah belum efektifnya koordinasi pengawasan obat dan makanan yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang disebabkan oleh lemahnya kompetensi sumber daya manusia pengawasan obat dan makanan, rendahnya cakupan dan kemampuan pengujian obat dan makanan, serta belum efektifnya pengembangan sumber daya manusia pengawasan obat dan makanan di Indonesia. Kurangnya kompetensi sumber daya manusia merupakan salah satu permasalahan di bidang pengawasan obat dan makanan yang menjadi prioritas untuk diselesaikan. Pada tahun 2020, 27,27% pegawai BPOM belum memenuhi kompetensi manajerial dan sosial budaya, dan 48,11% pejabat fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan (PFM) belum lulus uji kompetensi teknis. Berdasarkan kajian di BPOM, kompetensi teknis pejabat fungsional PFM tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai di tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan solusi atas permasalahan yang menyebabkan pengawasan obat dan makanan dinilai belum efektif, terutama mengapa sumber daya manusia pengawasan obat dan makanan di FDA Indonesia belum mampu melakukan pengawasan obat dan makanan di Indonesia secara efektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui studi banding, focus group discussion, wawancara, dan studi literatur, serta metode kuantitatif melalui survei untuk mendapatkan data dan membuat kesimpulan untuk menghasilkan solusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Digital Corporate University dengan strategi pembelajaran college dan school sesuai dengan kondisi SDM pengawasan obat dan makanan yang tersebar pada beberapa organisasi di seluruh Indonesia. Strategi pembelajaran college dipilih untuk menghasilkan pemimpin transformasional dan mendukung proses transformasi organisasi untuk menghadapi tantangan dan tuntutan di masa depan. Strategi pembelajaran school dikembangkan untuk menutup kesenjangan kompetensi pegawai dan mengoptimalkan peran sumber daya manusia dalam mengimplementasikan strategi organisasi saat ini. Berdasarkan hasil studi, pembelajaran dan pengembangan melalui BPOM Digital Corporate University yang terintegrasi dengan program manajemen talenta dan manajemen kinerja di BPOM menjadi rekomendasi strategisolusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi BPOM. Pembelajaran dan pengembangan melalui strategi Digital Corporate University ini dikembangkan untuk memperkuat SDM pengawasan obat dan makanan untuk mendukung peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengawasan obat dan makanan yang berkualitas serta mendukung peningkatan daya saing industri obat dan makanan Indonesia. BPOM Digital Corporate University akan dikembangkan melalui tiga tahap pengembangan: tahap awal, tahap pengembangan, dan tahap pengembangan lebih lanjut. Study ini dapat bermanfaat bagi pejabat publik atau pembuat kebijakan dalam pengembangan sumber daya manusia di BPOM, khususnya dalam perencanaan desain program pembelajaran dan pengembangan.