digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fahmi Fadhiil
PUBLIC yana mulyana

Latar Belakang: penyimpanan karbohidrat di dalam tubuh sangat terbatas yaitu hanya sekitar 350-500 gram atau dapat menyediakan energi sebesar 1.200-2.000 kkal. Penyimpanannya ini dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar konsumsi karbohidrat. Glukosa merupakan senyawa yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Kestabilan kadar glukosa darah sangatlah penting untuk menunjang performa selama pertandingan intensitas tinggi dapat mengakibtkan penurunan simpanan glikogen dan menyebabkan hipoglikemia. Penimbunan asam laktat dalam darah menjadi masalah mendasar dalam kinerja fisik, karena menimbulkan kelelahan yang kronis dan menurunkan kinerja fisik, sehingga dapat mengganggu performa atlet pada saat berlomba atau latihan. Metode: subjek dalam penelitian ini adalah atlet rowing Kabupaten Bandung Barat 11 orang, penelitian menggunakan uji klinis. Parameter yang diukur adalah kadar asam laktat, kadar glukosa darah, performa atlet rowing jarak 2000 meter serta menghitung besar energi basal BMR (Basal Metabolic Rate) dan TDEE (Total Daily Energy Expenditure) sebagai bahan untuk menentukan jumlah kalori makanan harian pada atlet rowing. Hasil: terdapat perubahan yang signifikan (p<0,05) antara pre-test, post –test dan after 15’m kadar asam laktat darah dan kadar glukosa darah pada treatment diet. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada diet normal dan diet carbohydrate loading terhadap berat badan dan performa atlet rowing jarak 2000 meter. Sementara, energi atlet rowing putra Kabupaten Bandung barat menunjukan rata-rata BMR (Basal Metabolic Rate) yaitu (1.687 ± 97,8) dan rerata TDEE (Total Daily Energy Expenditure) yaitu (3374 ± 195,6). Kesimpulan: diet carbohydrate loading mampu menunda kelelahan dan mampu menjaga kadar glukosa darah dengan cukup baik jika di bandingkan dengan diet normal. Semenra hasil performa atlet rowing jarak 2000 meter dan berat badan selama penelitian ini tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05), akan tetapi interaksi pada performa atlet rowing lebih bagus jika dibandingkan dengan diet normal.