Pada Oktober 2021, harga batu bara menyentuh 269,5 dolar AS per ton, tertinggi sejak 2008.
Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga batu bara, salah satunya adalah datangnya
musim dingin dan meningkatnya permintaan energi seiring dengan pemulihan ekonomi dunia
setelah pandemi Covid-19 mulai mereda. Terganggunya produksi tambang batubara bawah
tanah di China disebabkan faktor cuaca sehingga tidak mencukupi kebutuhan negara. Di
Eropa, pasokan gas alam juga mengalami gangguan sehingga menjadi langka dan beralih ke
batu bara.
PT Mitrabara AdiPerdana, Tbk. (MBAP) merupakan salah satu perusahaan batu bara yang
memiliki kinerja keuangan yang cukup baik meski harga batu bara sempat menyentuh 50
dolar AS per ton selama masa covid-19 pada tahun 2020. PT Mitrabara Adiperdana, Tbk.
merupakan perusahaan publik yang memiliki dividend yield tertinggi dibandingkan dengan
perusahaan pertambangan lainnya. Pada bulan Agustus 2020, PT Mitrabara Adiperdana, Tbk.
membagikan dividen tunai sebesar Rp. 358 per saham yang lebih dari 10% hasil.
Tugas akhir ini bertujuan untuk menghitung nilai intrinsik MBAP dengan metode absolute
atau model discounted cash flow. Nilai intrinsik yang dihitung akan dibandingkan dengan
penilaian relatif untuk mendapatkan rekomendasi bagi investor dalam mengambil keputusan
apakah akan menjual, menahan atau membeli. Menurut metode Discounted Cash Flow
(DCF), nilai intrinsik perusahaan pada akhir tahun 2021 adalah Rp 4.556, ada potensi
kenaikan sebesar 29% saat harga penutupan pasar saham tangga 22 December 2021 yaitu
sebesar 3.580 rupiah.