Suku Laut merupakan suku nomad laut nusantara dari periode proto melayu yang
eksistensinya bertahan dalam fenomena marjinalisasi Suku Laut oleh kekerasan
infrastruktur, kekerasan budaya dan ketidakpastian identitas yang terjadi dalam
periode sejarah dan kebudayaan modern hingga hari ini. Fenomena yang terjadi
pada Suku laut tersebut dikembangkan kedalam tesis perancangan arsitektur Ruang
Kebudayaan Suku Laut yang dibangun oleh berbagai diskusi kritis mulai dari
diskusi konteks, pembacaan pemikiran Heidegger, fenomenologi arsitektur, diskusi
tipologi arsitektural hingga wacana studi kebudayaan terkini. Tulisan ini
dipengaruhi diskusi kritis tersebut diteliti dan dianalisis berdasarkan telaah pustaka,
observasi lapangan dan interaksi perancang dengan masyarakat Suku Laut yang
membentuk interpretasi pemikiran terhadap kebudayaan Suku Laut yang
dipresentasikan lewat perancangan Ruang Kebudayaan Suku Laut. Perancangan
Ruang Pengembangan Suku Laut merupakan strategi arsitektural yang berusaha
memberikan pandangan dan peran arsitektur dalam mengangkat kembali eksistensi
budaya Suku Laut dalam dialog dan hubungan setara dengan kebudayaan lain di
dunia terkhusus pada wacana kebudayaan di Indonesia.