ABSTRAK Ade Rizki Hermawan
PUBLIC Alice Diniarti COVER - Rizki Hermawan.pdf
PUBLIC Alice Diniarti BAB I - Rizki Hermawan.pdf
PUBLIC Alice Diniarti BAB II - Rizki Hermawan.pdf
PUBLIC Alice Diniarti BAB III - Rizki Hermawan.pdf
PUBLIC Alice Diniarti BAB IV - Rizki Hermawan.pdf
PUBLIC Alice Diniarti BAB V - Rizki Hermawan.pdf
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Ade Rizki Hermawan
PUBLIC Alice Diniarti LAMPIRAN - Rizki Hermawan.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Desa wisata merupakan salah satu bentuk pengembangan dari pariwisata berkelanjutan.
Namun, dalam kemajuan sebuah daerah wisata belum menjamin adanya kemajuan juga bagi
tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Hal ini disebabkan karena rendahnya partisipasi
masyarakat dalam aktifitas wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan
strategi pengembangan desa wisata berkelanjutan berbasis masyarakat lokal di Desa
Bantaragung, Majalengka, Jawa Barat. Melalui pendekatan supply side dilakukan analisis
potensi daya tarik wisata, analisis pemberdayaan masyarakat, pemetaan potensi kawasan dan
melalui demand side dianalisis fungsi permintaan dan manfaat wisata, analisis preferensi dan
persepsi wisatawan, kemudian dilakukan analisis IE-SWOT-QSPM untuk merancang strategi
dan konsep desa wisata berkelanjutan menggunakan Business Model Canvas. Hasil penelitian
menunjukan bahwa Desa Bantaragung memiliki potensi daya tarik wisata alam dan wisata
berbasis masyarakat yang dapat dikembangkan menjadi kawasan pusat kegiatan desa, kawasan
pertanian desa, kawasan hutan desa, kawasan agrosilvopastura, dan kawasan inti TNGC.
Memiliki indeks tingkat kelayakan pengembangan sebesar 83,1%, nilai surplus konsumen
sebesar Rp 335.712 per individu per kunjungan, dan tren nilai ekonomi wisata yang terus
meningkat tiap tahunnya. Strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan terbagi kedalam
tahapan penyadaran, pengkapasitasan, pendayaan, dan pendampingan. Konsep desa wisata
yang berkelanjutan dianalisis menggunakan Business Model Canvas, yang dapat dijalankan
dengan melakukan optimalisasi pada sembilan faktor kunci yang ada dengan sinergisasi seluruh
komponen desa sebagai kunci utama keberhasilannya.