digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota-kota besar di Indonesia umumnya berkembang cepat dan tak terkendali tanpa diawali dengan perencanaan. Dalam kaitannya dengan sumberdaya airtanah, kota-kota besar tersebut menunjukkan kecenderungan mengalami krisis airtanah, diantaranya sudah dalam katagori berat, seperti terjadi di Jakarta, Semarang dan Bandung. Dalam rangka merespons akar krisis sumberdaya airtanah, pengelolaan airtanah di kota-kota besar Indonesia disarankan beralih dari pasif tradisional kepada pengelolaan airtanah aktif modern yang didasarkan pada pendekatan rekayasa sistem. Dalam paper ini pendekatan rekayasa sistem bertumpu pada prinsip resource sustaianability, yaitu mengelola sistem sumberdaya yang umumnya terbatas terhadap beberapa beban eksploitasi atas sistem tersebut, sehingga respons sistem sumberdaya diusahakan selalu dalam kesetimbangan dan sustainable. Selain menerapkan prinsip-prinsip manajemen modern yang umumnya diaplikasikan pada engineering system, pendekatan rekayasa sistem yang dimaksud akan mencakup prinsip-prinsip desain sistem atas pemanfaatan sumberdaya airtanah (resource allocation). Langkah desain, mungkin kurang tepat bagi kota-kota besar di Indonesia yang umumnya telah berkembang tanpa perencanaan sebelumnya. Oleh sebab itu yang sesuai mungkin adalah langkah re-desain dalam rangka menyelaraskan dengan kinerja sistem sumberdaya airtanah yang ada di kota-kota besar tersebut. Paper ini menawarkan sebuah konsep alternatif pengelolaan airtanah berdasarkan pendekatan rekayasa sistem yang akan disajikan secara bertahap dalam sequel papers. Pada tahap pertama ini akan dipaparkan konsep dan kerangka kerja tentang pendekatan rekayasa sistem pada pengelolaan airtanah kota-kota besar Indonesia.