Skizofrenia dan gangguan spektrum skizofrenia (SSD) merupakan salah satu gangguan jiwa berat
yang pengobatannya telah dijamin dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Tingkat
utilisasi oleh peserta perlu diketahui oleh pemangku kebijakan sebagai dasar evaluasi ketercapaian
tujuan JKN. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemanfaatan layanan kesehatan oleh
pasien skizofrenia dan SSD yang juga merupakan peserta JKN, serta melihat hubungan antara
karakteristik demografi dengan pemanfaatan layanan tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif deskriptif dengan metode potong lintang dan analisis menggunakan data sekunder yaitu
data sampel BPJS edisi kedua. Dataset yang digunakan pada penelitian yaitu dataset Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan dataset Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL)
yang terpaut dengan dataset keanggotaan. Kriteria inklusi diagnosis yang digunakan pada penelitian
yaitu skizofrenia, gangguan skizotipal dan delusi; kode F20-F29 pada ICD-10. Analisis deskriptif
digunakan untuk mengetahui frekuensi pemanfaatan layanan dan uji kai-kuadrat digunakan untuk
melihat hubungan karakter demografi terhadap jenis layanan yang digunakan. Hasil penelitian
menunjukkan frekuensi kunjungan antar jenis layanan kesehatan tertinggi ditemui di wilayah Jawa
dengan proporsi terhadap seluruh wilayah di Indonesia: 60.46% untuk rawat jalan dan 44.81%
untuk rawat inap. Pemanfaatan layanan oleh pasien laki-laki lebih tinggi baik pada layanan rawat
inap maupun rawat jalan. Pemanfaatan layanan oleh kelompok usia pasien antara 25-54 lebih tinggi
dibandingkan kelompok usia 55 tahun ke atas atau kelompok yang lebih muda. Terdapat hubungan
antara jenis kelamin, kelompok usia dan kelompok kepesertaan BPJS pasien skizofrenia dan SSD
terhadap jenis layanan yang digunakan.