ABSTRAK Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC  COVER Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana BAB 1 Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana BAB 2 Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana BAB 3 Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana BAB 4 Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana BAB 5 Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana BAB 6 Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana PUSTAKA Yuke Dherrvani Terzieclara
PUBLIC yana mulyana
Arbutin merupakan senyawa dengan struktur mirip hidrokinon yang banyak
digunakan sebagai pengganti hidrokinon. Pembuatan vesikel niosom dan
transfersom diharapkan mampu meningkatkan penetrasi Arbutin yang hidrofil ke
dalam stratum corneum. Penelitian ini bertujuan membandingkan stabilitas dan
kemampuan vesikel untuk menjerap arbutin, juga untuk mengetahui keamanan
nanopartikel arbutin sebagai produk kosmetik melalui uji iritasi secara invitro dan
melihat efektifitasnya melalui uji difusi. Penelitian dilakukan dengan melakukan
optimasi pada proses pencampuran, proses sonikasi, serta optimasi formula.
Formula optimal dihasilkan dari komposisi Span-20 : Cholesterol : Arbutin (200
µmol : 40 µmol : 2%) untuk niosom dan dengan komposisi Phosphatydylcholine :
Sodium Deoxycholate : Arbutin yang sama dalam membuat transfersom.
Pengukuran diameter dan indeks polidispersitas dilakukan menggunakan Particle
Size Analyser menghasilkan diameter 290,3±3,14 nm , PI 0,399±0,01, efisiensi
penjerapan sebesar 66,61±1,85 %, dan zeta potensial -24,6±2,29 mV untuk niosom
dan diameter 245,13±5,48 nm, PI 0,359±0,02, efisiensi penjerapan sebesar
67,91±0,99 %, dan zeta potensial sebesar -55,27±3,65 mV untuk transfersom.
Pengamatan morfologi menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM)
menunjukkan bahwa vesikel niosom dan transfersom yang dibuat berbentuk bulat
sferis dengan ukuran <300nm. Ukuran vesikel niosom dan transfersom tidak
mengalami perubahan setelah disimpan pada suhu 25ºC dan 40ºC, Evaluasi
stabilitas pada serum niosom dan transfersom menunjukkan kestabilan pH dan
viskositas, namun terjadi penurunan kadar Arbutin selama penyimpanan. Serum
transfersom lebih stabil daripada serum niosom dan serum arbutin. Uji iritasi
menujukkan bahwa serum niosom, serum transfersom, niosom, transfersom serta
basis serum tidak mengiritasi kulit kelinci. Profil difusi serum niosom menunjukkan
kempampuan serum melepaskan zat aktif sebanyak 2,3x dibandingkan dengan
serum tanpa vesikel, dan 5,9x dibandingkan serum transfersom.