digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja saham-saham yang tercatat di BEI selama lima tahun (dari Desember 2015 hingga Desember 2020) dengan menganalisis nilai masing-masing saham melalui risiko dan pengembaliannya untuk kemudian menghasilkan portofolio yang optimal. Untuk menghasilkan portofolio yang optimal melalui evaluasi 17 saham, metode yang digunakan untuk analisis adalah Model Markowitz dan Model Single Index. Untuk menjelaskannya, IHSG adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga secara keseluruhan dari sekelompok saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu dan dievaluasi secara berkala. Secara umum, IHSG digunakan sebagai benchmark untuk melihat perubahan di pasar investasi global. Namun, untuk makalah penelitian ini, IHSG akan berperan sebagai indikator kinerja pasar saham di Indonesia. IHSG sering dijadikan sebagai salah satu acuan utama dalam pengambilan keputusan bagi investor saham dan reksa dana, tepatnya sebagai standar untuk menjual atau membeli surat berharga di pasar modal. Oleh karena itu, dalam makalah penelitian ini, sangat penting untuk mempertimbangkan peran IHSG dan menganalisis hasil kinerja saham apakah melampaui IHSG atau tidak. Berdasarkan validitas dan reliabilitas penelitian, sangat penting untuk mempertimbangkan dan mengevaluasi pandemi COVID-19 dan efek negatif yang ditimbulkannya terhadap faktor-faktor menyeluruh seperti ekonomi, Produk Domestik Bruto (PDB), pasar saham, semua di seluruh negara Indonesia secara keseluruhan karena semua faktor penting ini memiliki efek langsung pada saham yang dievaluasi. Oleh karena itu, peran pandemi tidak boleh diabaikan dan diperhitungkan dalam evaluasi stok tersebut. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa model Markowitz menghasilkan 16 simulasi portofolio dengan satu portofolio optimal: Portofolio 2 dengan return 17,68% per tahun, dan standar deviasi 18,65%. Di sisi lain, Metode Indeks Tunggal menghasilkan portofolio dengan pengembalian 33,6% per tahun. Kedua model tersebut secara konsisten menghasilkan hasil yang menunjukkan sektor-sektor yang berpotensi memberikan manfaat. Sektor-sektor tersebut antara lain sektor perbankan dan keuangan, serta industri pertambangan. Oleh karena itu, melalui penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa Metode Indeks Tunggal mengevaluasi lebih banyak saham, juga memberikan kinerja keseluruhan yang lebih baik dengan pengembalian yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah daripada saham yang dievaluasi oleh Model Markowitz. Namun, temuan tersebut juga menunjukkan bahwa perhitungan imbal hasil yang disajikan oleh metode Markowitz dan Single Index lebih tinggi dari IHSG, sehingga menunjukkan bahwa kinerja saham lebih aman dan kurang dapat ditembus di pasar bebas risiko.