Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan mengevaluasi kompetensi pengetahuan dari pekerja
pihak ketiga di PT ABC jika mereka telah memenuhi ekspektasi untuk memenuhi standar
keselamatan dalam bekerja, dan memutuskan rencana pengembangan kompetensi yang sesuai untuk
mendukung pekerjaan sehari-hari mereka.
Industri minyak dan gas menjadi industri yang paling berbahaya, sehingga penting untuk
memperhatikan masalah keselamatan kerja. Sebagian besar kecelakaan terjadi di daerah berisiko
tinggi dengan paparan gas, cairan, tekanan tinggi, dan suhu yang mudah terbakar karena kompetensi
pekerja teknis yang tidak memadai (AlQadhi, 2021)
Sejak 2016, PT ABC telah bertransformasi untuk fokus pada peningkatan efisiensi operasi untuk
menjaga keberlanjutan akibat penurunan harga minyak. Terjadi pengurangan karyawan sekitar 20%
pada daerah Utara dan terus bertambah karena pegawai pensiun. Strategi yang dipilih adalah
mengganti operator ke outsourcing, disebut Plant Checker. Pembelajaran dari fasilitas Heavy Oil
yang mengganti sumber daya manusia menjadi pekerja pihak ketiga, telah terjadi penurunan
produksi dan beberapa kali terjadi kecelakaan kecil. Evaluasi awal menunjukkan loss of production
di wilayah Utara meningkat karena keterlambatan respon saat terjadi perubahan operasi dan ketika
ada peralatan yang rusak. Manajemen PT ABC mengharapkan adanya rencana untuk mencegah
kemungkinan kondisi yang lebih berbahaya melalui evaluasi kompetensi tenaga kerja pihak ketiga
dan memilih metode pengembangan kompetensi yang sesuai untuk mendukung pekerjaan.
Tinjauan Pustaka adalah alat yang digunakan untuk membuat model kompetensi dengan
membandingkan elemen dari OEMS, SKKNI, dan standar keselamatan industry seperti NEBOSH,
dan ICHemE, sehingga terpilih 8 Elemen Kompetensi Operasi untuk diterjemahkan ke dalam
deskripsi perilaku mengacu pada karakteristik kompetensi Pengetahuan – Keterampilan – Sikap.
Panduan Pekerjaan Selamat, Management Perubahan, Kehandalan dan Efisiensi, Identifikasi
Bahaya, dan Management Keadaan Darurat diidentifikasi sebagai elemen yang membutuhkan
perbaikan. Adapun strategi pengembangan terpilih untuk mempersempit kesenjangan yang ada
dibagi menjadi strategi jangka pendek, yaitu leadership engagement, sesi sharing, pelatihan,
walkthrough, recognition & award and mempersiapkan strategi jangka panjang yaitu evalusi kinerja
sebagai solusi untuk peningkatan kompetensi.