digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Stefan Wibowo
PUBLIC Alice Diniarti

COVER - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

BAB I - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

BAB II - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

BAB III - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

BAB IV - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

BAB V - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

BAB VI - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Stefan Wibowo
PUBLIC Alice Diniarti

LAMPIRAN - Stefan Wibowo.pdf
PUBLIC Alice Diniarti

Sistem rangka baja berpengaku eksentrik telah berkembang dan digunakan sebagai salah satu jenis struktur baja tahan gempa yang berkinerja baik yaitu dalam hal kekakuan lateral, kekuatan, daktilitas, dan mendisipasi energi gempa melalui kelelehan elemen link. Saat ini sedang dilakukan berbagai upaya dalam mengembangkan elemen link yang dapat diganti sehingga akan meningkatkan nilai ekonomis struktur akibat gempa yang berulang kali terjadi di daerah rawan gempa seperti di Indonesia. Salah satu hal penting dalam menentukan kinerja elemen link geser adalah sistem sambungan yang membutuhkan kinerja yang baik terhadap kemungkinan kegagalan pada pelat penyambung maupun pada baut. Penggunaan baut sebagai alat penyambung link geser yang dapat diganti menuntut kekuatan geser yang tinggi dan stabil akibat pembebanan gempa, yang umumnya berupa baut pretension dalam jumlah cukup banyak. Dalam penelitian ini dipelajari sistem sambungan baut pada elemen link geser yang dapat diganti berupa profil IWF, dengan menambahkan shear-key untuk memikul gaya geser yang tinggi sementara baut direncanakan hanya memikul gaya tarik akibat momen pada sambungan link. Kajian numerik dengan bantuan perangkat lunak ABAQUS dilakukan untuk mempelajari perilaku non-linier dari link geser yang dapat diganti, dengan memperhatikan kondisi link dan sambungan yang terdiri dari pelat, baut dan shear-key. Dua buah model sambungan yang dikaji masing-masing berupa pelat ujung link yang disambung dengan baut dan shear-key. Model pertama berupa pelat sambung setinggi profil link, sedangkan pada model kedua pelat sambung diperpanjang (extended-plate) dengan tambahan baut. Pada masing-masing model dikaji penggunaan sambungan baut tumpu (tanpa pretension) dan sambungan baut friksi (dengan pretension). Pembebanan monotonic dan siklik dengan control perpindahan dilakukan terhadap kedua model dengan mengikuti ketentuan pembebanan pada AISC 341-2016 Hasil kajian numerik berupa kurva hysteresis akibat beban siklik dan monotonik, kemudian dibandingkan dan dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang perilaku deformasi yang terjadi pada link geser maupun deformasi yang terjadi pada pelat penyambung, baut dan shear-key. Model sambungan kedua berupa pelat penyambung yang diperpanjang menunjukkan tingkat pelelehan yang lebih baik, dimana pelat ujung tidak mengalami pelelehan sama sekali. Hasil kajian menunjukkan shear-key secara efektif memikul gaya geser link sedangkan baut hanya memikul gaya tarik akibat momen pada ujung link.