Selulit merupakan permukaan kulit bergelombang, kasar, dan tidak rata yang
menyerupai kulit jeruk yang terjadi pada kulit wanita dewasa. Selulit disebabkan akibat
perubahan matriks interstisial yang menyebabkan penumpukan adiposit dan penurunan
mikrosirkulasi dalam darah. Kafein dapat menghambat enzim fosfodiesterase sehingga
dapat meningkatkan proses lipolisis. Asiatikosida dari pegagan (Centella asiatica)
terbukti dapat meningkatkan mikrosirkulasi dalam darah. Selulit terjadi pada lapisan
hipodermis, sehingga dibutuhkan sistem penghantaran zat aktif yang memiliki penetrasi
yang baik. Tujuan penelitian ini adalah membuat formula sediaan mikroemulsi
kombinasi kafein dan ekstrak etanol herba pegagan sebagai antiselulit. Formula
mikroemulsi menggunakan VCO sebagai fasa minyak, air, etanol dan gliserin sebagai
kosurfaktan, Croduret 50 SS sebagai surfaktan, metil paraben, dan propil paraben
sebagai pengawet. Optimasi formula meliputi optimasi basis mikroemulsi, yaitu
perbandingan kosurfaktan, kosurfaktan dan surfaktan, serta jumlah fasa air. Hasil
optimasi ini dibuat ke dalam diagram pseudoternary. Formulasi basis yang tepat untuk
membentuk miroemulsi A/M digunakan untuk menghantarkan kafein dan ekstrak etanol
pegagan. Evaluasi mikroemulsi meliputi evaluasi organoleptik, pH, viskositas,
penentuan ukuran globul, uji stabilitas fisik menggunakan sentrifugasi dan metode
freeze-thaw, penentuan kadar kafein dalam sediaan, dan penentuan kadar asiatikosida di
dalam ekstrak dan sediaan. Dilakukan uji secara in vitro penetrasi perkutan mikroemulsi
menggunakan sel difusi Franz dengan membran kulit ular. Mikroemulsi yang dihasilkan
berwarna hijau jernih, viskositas 1729,28 ± 46,09 cPs, pH 5,72 ± 0,06. Tidak ada
perubahan bermakna secara statistik terhadap organoleptik, viskositas selama
penyimpanan 28 hari di suhu ruang, dan pH sediaan berada pada rentang 5,5 - 6,2.
Berdasarkan hasil sentrifugasi 3750 rpm selama 5 jam, tidak terjadi pemisahan fasa.
Pada uji freeze-thaw peningkatan ukuran globul yang terjadi tidak berbeda signifikan
secara statistik dan masih memiliki penampilan yang jernih. Diameter globul rata-rata
adalah 19,11 nm. Kadar kafein dalam sediaan adalah 0,478 ± 4,5.10
-3
%. Kadar
asiatikosida dalam ekstrak kental pegagan adalah 5,79 ± 0,059% dan kadar asiatikosida
dalam sediaan adalah 0,11 ± 1,12.10
-3
%. Hasil uji in vitro sediaan diperoleh jumlah
kumulatif kafein terpenetrasi selama 8 jam adalah 293,89 ± 118,89 µg.cm
-2
atau 67,27 ±
27,21 %. Mikroemulsi A/M kombinasi kafein dan ekstrak etanol pegagan yang stabil
dapat diformulasikan dengan menggunakan aquades 10%, Croduret 50 SS 35%, etanol
7%, gliserin 28%, kafein 0,5%, ekstrak etanol pegagan 2%, metilparaben 0,2%,
propilparaben 0,022%, ad VCO hingga 100%, dan diharapkan memiliki potensi sebagai
antiselulit.