Konsep Situ-front City (SFC) merupakan ide untuk menjadikan danau sebagai
poros dan daya tarik utama. SFC merupakan model pengembangan kawasan
terpadu yang mengutamakan prinsip keberlanjutan di Kecamatan Cibinong.
Dengan positioning sebagai Integrated City Centre, SFC akan berperan sebagai
katalis pembangunan yang akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
melestarikan keberagaman hayati, penyediaan fasilitas umum dan sosial, dan juga
berperan sebagai identitas kota. Salah satu elemen penting yang menjadi poin utama
dalam perancangan Kawasan SFC adalah ruang terbuka publik yang tersebar di
seluruh kawasan. Namun dengan terjadinya pandemi global COVID-19, terjadi
hambatan dalam pelaksanaan implementasi pembangunan Kawasan SFC, merubah
perilaku masyarakat, serta prinsip perencanaan dan perancangan kawasan.
Sehingga implementasi pembangunan Ruang Terbuka Publik (RTP) di Kawasan
SFC harus mempertimbangkan adaptasi kebiasaan baru yang telah ditetapkan oleh
Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun prinsip desain Ruang Terbuka Publik pada
Kawasan Situ-Front City Cibinong pasca pandemi COVID-19. Metode penelitian
yang dipilih adalah kualitatif, yaitu penulis berusaha memahami fenomena terkait
aspek penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) pasca pandemi COVID-19 pada
lokasi studi. Terdapat 2 tahap penelitian pada studi ini, dimana pada tahap pertama
penulis melakukan observasi lapangan, wawancara dengan para ahli yang
berhubungan dengan implementasi Kawasan SFC dan perumusan prinsip normatif.
Tahap selanjutnya adalah melakukan pendetailan pada setiap elemen, kriteria, dan
indikator desain berdasarkan hasil penelitian tahap pertama. Penelitian ini
menghasilkan rekomendasi desain diantaranya: program ruang yang atraktif namun
tetap adaptif dengan penerapan teknologi terbaru dan berkelanjutan serta
aksesibilitas yang mendukung protokol kesehatan, namun tetap tidak melupakan
implementasi identitas lokal dan elemen air sebagai daya tarik utama kawasan.