ABSTRAK Dian Tanuwijaya
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Dian Tanuwijaya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dian Tanuwijaya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dian Tanuwijaya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dian Tanuwijaya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dian Tanuwijaya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dian Tanuwijaya
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Logam dan paduannya telah digunakan sebagai material biomedik secara luas.
Diperkirakan bahwa 70-80% implan biomedik diproduksi dari material logam.
Biomaterial logam seperti baja tahan karat, paduan Co-Cr, titanium murni dan
paduannya digunakan secara luas karena sifat mekaniknya yang sangat baik.
Namun terkadang material logam menunjukkan sifat yang dapat meracuni dan
dapat patah karena korosi dan kerusakan mekanik. Pengembangan tentang paduan
berbasis titanium untuk aplikasi biomaterial terus dilakukan. Hal ini dikarenakan
oleh baiknya aplikasi paduan titanium dalam bidang biomaterial berdasarkan pada
sifat mekanik, fisik, dan biologinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mempelajari pengaruh dari penambahan unsur molibdenum dan pemberian
perlakuan panas terhadap karakteristik paduan Ti-Zr-Mo yang tidak mengandung
unsur yang beracun bagi tubuh manusia.
Percobaan dimulai dengan pembuatan button paduan dengan metode arc-melting.
Button paduan yang dihasilkan terdiri dari empat variasi komposisi, yaitu Ti-25Zr,
Ti-20Zr-5Mo, Ti-20Zr-10Mo, dan Ti-20Zr-15Mo. Kemudian dilakukan
pemotongan sampel button. Lalu sampel dengan empat komposisi tersebut diberi
perlakuan panas berupa aging dan quenching. Aging dilakukan pada dua suhu yang
berbeda yaitu 750oC dan 850oC selama 1 jam. Dihasilkanlah empat variasi
komposisi sampel dengan tiga jenis paduan, yaitu as-homogenized, aging 750oC,
dan aging 850oC. Setelah itu, masing-masing sampel dilakukan pengamatan dan
pengujian untuk mengetahui struktur mikro, fasa, kekerasan, dan laju korosinya.
Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan mikroskop optik. Fasa yang terbentuk
diketahui melalui hasil analisis X-Ray Diffraction. Kekerasan sampel diuji dengan
menggunakan Vickers Hardness Test. Laju korosi diperoleh dengan pengujian
elektrokimia menggunakan potensiostat dalam larutan simulated body fluid ringer
laktat.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa kadar molibdenum dan juga perlakuan panas sangat berpengaruh pada sifat
paduan Ti-Zr-Mo. Penambahan kadar molibdenum dapat meningkatkan kestabilan
fasa beta pada paduan Ti-Zr-Mo terlihat dari semakin banyaknya fasa beta yang
terbentuk. Pada kadar Mo rendah (Ti-20Zr-5Mo), perlakuan panas menghasilkan
fasa martensit. Sedangkan pada kadar Mo tinggi (Ti-20Zr-15Mo), perlakuan panas
menghasilkan fasa beta metastabil. Nilai kekerasan tertinggi diperoleh pada paduan
tanpa penambahan Mo yang diberi perlakuan panas aging 850oC, yaitu sebesar
811.8 HVN. Nilai laju korosi yang paling rendah diperoleh pada penambahan Mo
sebesar 10% (%berat) sebesar 0.000404 mm/tahun.