digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alfarizki Qodri
PUBLIC Erlin Marliana Effendi

COVER Alfarizki Qodri
PUBLIC Erlin Marliana Effendi

BAB1 Alfarizki Qodri
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB2 Alfarizki Qodri
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB3 Alfarizki Qodri
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB4 Alfarizki Qodri
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB5 Alfarizki Qodri
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Alfarizki Qodri
PUBLIC Erlin Marliana Effendi

Transportasi penghubung antarpulau yang efisien menjadi salah satu solusi dalam permasalahan Indonesia sebagai negara kepulauan. Dewasa ini, industri manufaktur pesawat PT Dirgantara Indonesia bersama Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) mengembangkan pesawat komuter N219 serbaguna. Pengembangan pesawat perlu melalui proses sertifikasi terlebih dahulu yang disetujui oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU). Salah satu proses yang dilakukan adalah pengujian ground tabrak burung. Penelitian Tugas Akhir ini melakukan kaji numerik respons dinamik windshield pesawat komuter 19 penumpang dengan variasi jenis material. Simulasi numerik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Abaqus dengan kondisi batas yang telah disesuaikan dan regulasi serta validasi pemodelan melalui studi literatur dan penelitian sebelumnya. Model burung dan windshield divalidasi dengan membandingkan salah satu respons dinamik hasil penelitian terdahulu. Simulasi numerik menunjukkan kegagalan pada ketebalan yang tersedia pada kasus material monolitik Polimetil metakrilat (PMMA) yaitu 4,7 mm. Evaluasi ketebalan dilakukan hingga memperoleh ketebalan 14 mm dalam kondisi aman tanpa adanya retak pada setiap daerah windshield. Kaji material alternatif menghasilkan evaluasi respons dinamik terhadap material yang tersedia antara lain Polikarbonat (PC) dan jenis material berlapis dengan PVB sebagai lapisan antara. Melalui visual deformasi, respons tegangan maksimum dan perpindahan maksimum menunjukkan bahwa material berlapis lebih unggul dimana kondisi aman atau tidak gagal dimulai pada ketebalan 6 mm.