Indonesia, terutama Pulau Jawa, terletak pada zona busur gunung api atau dikenal
sebagai ring of fire yang dibuktikan dengan banyaknya kehadiran gunung api,
baik yang sudah tidak aktif atau yang masih aktif. Salah satu gunung api yang ada
di Pulau Jawa adalah Gunung Pandan. Beberapa fakta dari Gunung Pandan adalah
pernah terjadinya gempa 4,2 SR di sekitar Dusun Pohulung dan terdapat 90 MWe
cadangan panas bumi. Tujuan penelitian pada tugas akhir ini adalah untuk
memodelkan citra bawah permukaan dengan geomagnetic 2.5D forward modeling.
2.5 D forward modeling yang telah dilakukan digunakan sebagai acuan dan untuk
memvalidasi hasil dari uji coba geomagnetic 3D inversion citra bawah permukaan.
Uji coba geomagnetic 3D inversion dilakukan untuk memperoleh distribusi
suseptibilitas secara 3D menggunakan software MAG3D. Pada penelitian ini
digunakan data berupa data anomali magnetik total daerah Gunung Pandan tahun
2020. Telah dilakukan pemisahan anomali regional dan residual dari data anomali
magnetik tersebut. Selanjutnya, data anomali residual yang didukung oleh data
geologi serta data pendukung lainnya digunakan untuk 2.5D forward modeling
dan 3D inversion modeling. Hasil 2.5D forward modeling dimanfaatkan untuk
acuan pembuatan reference model dalam proses 3D inversion modeling.
Sedangkan dari hasil 3D inversion modeling didapat distribusi suseptibilitas
ii
secara 3D dengan validasi model 2.5D forward modeling. Uji coba geomagnetic
3D inversion modeling dilakukan terhadap 5 parameter: mode, depth weighing,
wavelet compression, reference model, dan alpha. Parameter yang dapat
mencitrakan persebaran suseptibilitas yang sesuai dengan model acuan adalah
mode chi fact dengan nilai 1, depth weighting-depth dengan nilai eksponen 1 dan
?0 0.5, wavelet compression-user dengan nilai threshold 0.04, reference model,
dan alpha dengan nilai 0.01. Berdasarkan hasil 2.5D forward modeling dan 3D
inversion modeling dapat diidentifikasi keberadaan beberapa intrusi pada lintasan
yang dimodelkan di sekitar daerah Gunung Pandan yang memanjang ke arah utara.
Selain itu, dapat diidentifikasi struktur sesar yang berarah hampir utara-selatan,
serta dapat diidentifikasi pula adanya kesesuaian anomali magnetik rendah dengan
keberadaan manifestasi panas bumi pada bagian timur laut area penelitian.