ABSTRAK Tulus Prahardi
PUBLIC Resti Andriani
BAB 1 Tulus Prahardi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Tulus Prahardi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Tulus Prahardi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Tulus Prahardi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Tulus Prahardi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Tulus Prahardi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Tulus Prahardi
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Pada kegiatan pertambangan, khususnya di Indonesia, besarnya curah hujan yang
terjadi akan menjadi hambatan. Untuk menangani hambatan tersebut, perlu
dilakukan perancangan sistem penyaliran. Salah satu langkah dalam perancangan
sistem penyaliran adalah penentuan intensitas hujan rencana. Karena keterbatasan
pengukuran, seringkali data yang dimiliki terbatas pada curah hujan harian. Rumus
Mononobe adalah rumus yang umumnya digunakan untuk menghasilkan intenstitas
hujan dari curah hujan harian. Dalam rumus ini, terdapat parameter m yang
merupakan koefisien yang dipengaruhi oleh kondisi iklim bergantung pada lokasi
penelitian. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menentukan nilai
parameter m yang optimal, artinya galat yang dihasilkan oleh rumus Mononobe
akan minimal pada nilai m tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah dengan pengecilan galat root mean square error (RMSE) dan mean absolute
percentage error (MAPE). Analisis regresi dilakukan menggunakan regresi kuantil
untuk memperkuat hasil analisis yang sebelumnya telah dilakukan. Data yang
digunakan dalam penelitian adalah data hujan durasi pendek yang ditinjau secara
harian pada lokasi Tambang Air Laya milik PT Bukit Asam Tbk Tahun 1995 –
2001. Data yang diambil untuk diteliti adalah 30 dan 100 data paling ekstrim. Pada
intensitas hujan rata-rata tiap durasi dan curah hujan harian, ditentukan nilai yang
bersesuaian dengan periode ulang yang ditentukan. Pada pengambilan 100 data
ekstrim, hasil kecocokan distribusi dan estimasi parameter memberikan hasil yang
tidak sesuai, sehingga tidak dilakukan analisis lebih lanjut. Estimasi parameter yang
tidak konsisten pada periode ulang tinggi, sehingga analisis dibatasi pada periode
ulang kecil yaitu 2, 5 dan 7 tahun. Nilai galat dengan MAPE tidak memperlakukan
galat pada hujan durasi pendek dengan setara, sehingga hasil estimasi dengan nilai
galat RMSE lebih digunakan untuk analisis. Didapat nilai m yang optimal berada
pada selang 0,62 – 0,68 yang didapatkan dari metode pengecilan galat dengan
RMSE dan didukung oleh hasil regresi pada periode ulang kecil.