ABSTRAK Salma Nur Hazimah
PUBLIC yana mulyana
COVER Salma Nur Hazimah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Salma Nur Hazimah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Salma Nur Hazimah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Salma Nur Hazimah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Salma Nur Hazimah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Salma Nur Hazimah
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bahan tambahan pangan (BTP) merupakan suatu zat yang ditambahkan dalam pangan untuk tujuan
yang spesifik dan menjadi bagian dari pangan tersebut dalam sejumlah kecil, disebabkan karena faktor
pengemasan, penyimpanan, atau penanganan lainnya. Beberapa bahan tambahan yaitu pengawet
digunakan untuk mencegah kebusukan karena adanya mikroorganisme, pewarna untuk memperbaiki
warna, dan pemanis sebagai pemberi rasa manis. BTP dari bahan alam semakin diminati terkait
keamanan dan khasiat pada tubuh, penggunaan BTP sintetik dalam jumlah berlebih atau terusmenerus dalam jangka waktu lama akan berbahaya bagi kesehatan. Dalam kajian pustaka ini dilakukan
pencarian alternatif BTP dari bahan alam berdasarkan penelitian-penelitian yang telah ada dan
diharapkan dari kajian pustaka ini diperoleh data potensial bahan alam untuk pengawet, pewarna,
dan pemanis. Penelusuran pustaka dilakukan melalui portal pencarian pada situs ScienceDirect,
PubMed, Google Scholar, dan ResearchGate. Terdapat banyak tumbuhan yang berpotensi untuk
digunakan sebagai BTP. Arcangelisia flava dan Thymus vulgaris merupakan contoh tumbuhan yang
berpotensi menjadi pengawet karena kandungan senyawa fenol, alkaloid, dan minyak atsiri yang
memiliki aktivitas antimikroba. Myrciaria jaboticaba, Genipa americana, dan Beta vulgaris dapat
dimanfaatkan sebagai pewarna alami karena kandungan antosianin dan betalain yang merupakan
senyawa pigmen alami. Selanjutnya Glycyrrhiza glabra dan Stevia rebaudiana serta beberapa tanaman
palem dimanfaatkan sebagai pemanis karena memiliki kandungan gula dan senyawa manis lain. Hasil
ditemukan data tanaman potensial untuk BTP alami sebanyak 26 suku (50 tanaman) dengan terbanyak suku Lamiaceae (6 tanaman) untuk pengawet, 20 suku (25 tanaman) dengan terbanyak suku
Cactaceae (3 tanaman) untuk pewarna, dan 3 suku (8 tanaman) dengan terbanyak suku Arecaceae (6
tanaman) untuk pemanis. Tanaman-tanaman tersebut diketahui aman dengan tidak menunjukkan
toksisitas hingga toksisitas rendah. Tanaman rempah potensial sebagai pengawet alami
mempertimbangkan efektivitas dan toksisitasnya, buah-buahan dan bunga telang menjadi tanaman
potensial sebagai pewarna alami dilihat telah banyak digunakan yang menunjukkan bahan tersebut
aman, sedangkan thaumatin memiliki indeks manis tinggi sehingga menjadikan bahan tersebut
potensial untuk pemanis alami.