digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sifa Fauziyyah Kusnadi
PUBLIC yana mulyana

Coronavirus Desease 2019 (COVID-19) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan sindrom pernafasan akut yang parah, respon hiperinflamasi yang khas, kerusakan vaskular, mikroangiopati, angiogenesis, dan trombosis yang meluas. Obat golongan kortikosteroid telah mendapat perhatian dunia sebagai pengobatan yang berpotensi efektif untuk COVID-19. Meskipun kortikosteroid terbukti dapat mengurangi angka kematian pada penyakit COVID- 19, namun efek jangka panjang dari kortikosteroid pada kematian dan outcome lainnya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi sinyal dari pelaporan spontan kejadian tidak diinginkan yang terdapat pada database FDA Adverse Events Reporting System (FAERS). Penelitian yang dilakukan merupakan studi farmakovigilans dengan pendekatan data mining approach. Tabel kontingensi dua kali dua digunakan untuk menghitung reporting odds ratio (ROR). Sinyal disproporsionalitas dianggap signifikan ketika batas bawah 95% CI dari perkiraan ROR lebih tinggi dari satu dan setidaknya tiga kasus yang dilaporkan. Terdapat 4.743 pasangan kortikosteroid-Adverse Event (AE) yang terjadi antara 1 Januari 2020 dan 31 Desember 2020 yang tercatat di FAERS untuk penggunaan kortikosteroid oral dan intravena yang digunakan untuk pengobatan COVID-19. Sebanyak 47 sinyal terdeteksi untuk penggunaan kortikosteroid deksametason. Sinyal disproporsionalitas yang kuat dicatat untuk hepatic enzyme increased (ROR=10.38 (2.25-47.88)), seizure (ROR=10.38 (1.20- 89.65)), blood loss anaemia (ROR: 9.39 (3.20-27.60)), enterococcal infection (ROR=8,33 (1,77-39,19)), agitation (ROR=7,32 (2,39-22,36)), hyponatremia (ROR=7,32 (1,53-35,09)), gammaglutamyltransferase increased (ROR=6,23 (0,64-60,56)), hyperglycaemia (ROR=5,87 (2,12-16,27)), thrombocytopenia (ROR= 5,58 (2,98-10,46)).